digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT.XYZ mengalami transisi kepemilikan pada tahun 2021 dimana operator terbaru adalah perusahaan milik negara. Perubahan operator dari perusahaan terbuka menjadi badan usaha milik negara mengakibatkan adanya perbedaan target produksi, dimana operator baru yang merupakan BUMN, memiliki program untuk mendukung target produksi yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia, yaitu sebesar 1 juta barrel minyak per hari pada tahun 2030. Kontribusi produksi minyak dari PT.XYZ untuk target produksi minyak nasional tersebut adalah sekitar 300 ribu barrel minyak per hari sedangkan produksi minyak pada saat transisi operator adalah 140 ribu barrel minyak per hari. Untuk memenuhi target produksi nasional tersebut, PT. XYZ berencana untuk menaikkan produksi minyak seiring tahun dengan cara menambah sumur produksi. Penambahan sumur produksi akan memiliki imbas kenaikan daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan fasilitas produksi minyak. Selain dari beban listrik dari pompa yang digunakan di sumur produksi, penambahan beban listrik terjadi pada fasilitas permukaan seperti metode pengangkatan minyak (metode waterflood, chemical enhanced oil recovery dan steamflood) serta penambahan beban listrik dari fasilitas pengolahan yang juga memiliki batasan proses pengolahan. Daya listrik yang diperlukan untuk operasi pada saat transisi operator adalah sekitar 396MW, dengan total kapasitas pembangkit listrik pada saat transisi hingga bulan November 2022 adalah sekitar 562MW. Mempertimbangkan kenaikan kebutuhan daya listrik, kebutuhan daya listrik pada puncak beban produksi yaitu tahun 2030 diperkirakan adalah 617MW, hal ini menandakan adanya kekurangan kapasitas sebesar 55MW yang akan mengakibatkan PT.XYZ tidak dapat memenuhi target produksi nasional serta mengalami loss production opportunity (LPO). Untuk memitigasi permasalahan kekurangan kapasitas pembangkit listrik tersebut, PT.XYZ memiliki rencana untuk mengadakan proyek penambahan kapasitas pembangkit dengan cara instalasi unit pembangkitan listrik baru. Proyek penambahan kapasitas dilakukan dengan pendekatan metode multi criteria decision analysis (MCDA) yaitu SMART (Simple Multi Attribute Ranking Technique) analysis dan metode prioritas Analytical Hierarchy Process (AHP) analysis, dimana pertimbangan yang ditentukan adalah penentuan tipe pembangkit serta lokasi pemasangan unit pembangkit. Sementara parameter pemilihan kombinasi alternatif adalah nilai keekonomian proyek, kehandalan sistem, kemampuan produksi uap gratis, memperbaiki stabilitas jaringan transmisi listrik serta tingkat kesulitan calon lokasi unit pembangkit. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, angket dan diskusi dengan ahli dari internal perusahaan. Hasil dari tugas akhir ini menunjukkan bahwa instalasi pembangkit listrik di dua lokasi, yaitu 4 gas engine generator (GEG) dengan total pembangkitan sebesar 40MW di daerah BKO dan 1 turbin gas simple cycle termasuk Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan kapasitas 40MW di daerah Duri sebagai alternatif paling menguntungkan. Berdasarkan kaji banding, pemasangan unit pembangkit yang diusulkan maupun acuan kaji banding memenuhi semua variable yang ditentukan seperti efisiensi nilai ekonomi, perbaikan stabilitas jaringan transmisi serta terdapatnya uap gratis yang akan digunakan untuk proses produksi minyak metode tertier.