ABSTRAK Bayu Ridho Waskita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Transportasi adalah aspek penting keberlangsungan suatu negara.
Angkutan darat sebagai bagian transportasi dibangun untuk membentuk sistem yang
aman dan tertib. Oleh karenanya, untuk membentuk sistem transportasi darat
yang aman perlu diterapkan kriteria kelaiktabrakan yaitu kemampuan kendaraan
untuk menahan tabrakan. Acuan yang dapat digunakan adalah Federal
Motor Vehicle Safety Standard (FMVSS) 208. Salah satu bentuk kondisi
tabrakan yang didefinisikan di standar ini adalah terhadap tabrakan frontal
oblique yaitu untuk kondisi tabrakan hingga 30 derajat dan 48 km/h.
Aspek lain yang juga penting dalam membangun kelaiktabrakan adalah
aspek pemilihan material, adapun material yang banyak dikembangkan berupa hibrid
metal komposit. Dengan latar belakang tersebut, analisis pembebanan oblique
dan pada kolom tabrak yang terbuat dari material hibrid menjadi topik dari tugas
akhir ini. Hibrid metal komposit yang dipilih adalah aluminium AA6063 T52
dengan dilapisi unidirectional30 e-glass fiber reinforced epoxy. Penelitian
menggunakan analisis numerik nonlinear dinamik dilakukan dalam bentuk variasi
parameter. Pembebanan disimulasikan pada kondisi kuasi static dengan kecepatan
tabrak 1 m/detik.
Parameter yang divariasikan pada penelitian adalah sudut tabrakan, lebar alumunium,
ketebalan, orientasi komposit, dan ketinggian kolom tabrak. Variasi
sudut tabrakan dilakukan dari sudut 0 sampai 30 derajat dengan rentang 5
derajat. Variasi lebar alumunium adalah 8.33 mm, 12.5 mm, 25 mm, 50 mm, dan
75 mm. Variasi ketebalan dilakukan pada alumunium dan komposit. Variasi
ketebalan alumunium adalah 0.4 mm, 0.8 mm, 1.6 mm, 3.2 mm, dan 6.4
mm. Variasi ketebalan komposit adalah 0.3 mm, 0.6 mm, 1.2 mm, 2.4 mm,
dan 4.8 mm. Variasi orientasi komposit adalah [0], [30,-30], [45,-45], [60,-60],
[90], dan kuasi isotropik [0,90,45,-45]. Variasi ketinggian adalah 127 mm, 150
mm, 200 mm, dan 250 mm.
Pada variasi sudut tabrakan, peningkatan sudut tabrak memberikan
dua mode kegagalan yaitu axial dan bending. Kondisi axial memberikan
nilai Spesific Energy Absorption (SEA) yang stabil walaupun terjadi kenaikan
sudut tabrakan. Kondisi bending memberikan penurunan SEA seiring
dengan kenaikan sudut tabrakan. Sudut transisi antara axial dan bending
disebut sudut kritikal. Sudut kritikal baseline model ini adalah 20o dengan
nilai performa terendah pada 30o. Performansi SEA kolom tabrak
mendapatkan nilai tertinggi pada variasi lebar alumunium 50 mm, variasi
ketebalan alumunium 6.4 mm, variasi ketebalan komposit 4.8 mm, dan
orientasi [0,90,45,-45]s atau Quasi-isotropic, dengan mempertahankan
ketinggian 127 mm. Dengan menggunakan gabungan variasi terbaik,
kolom tabrak mendapat peningkatan performa hingga 284.46% di sudut 30o dan
menunda sudut kritikal pada 29o