Abstrak - Najwa Zukhrufa Hasan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Udang kaki putih (Litopenaeus vannamei) adalah komoditas perikanan Indonesia dengan tingkat penjualan ekspor besar. Namun, produksi udang kaki putih menghadapi tantangan terutama dalam distribusinya. Penggunaan sistem sirkulasi air pada transportasi hidup dapat menjadi inovasi didukung dengan penurunan suhu dan variasi kepadatan tampung. Penelitian menggunakan desain eksperimental split split plot dengan analisis 3-Way ANOVA dan Repeated Measure Analysis lalu uji lanjutan Tukey. Pengujian meliputi kadar air dan abu metode gravimetri, kadar protein kasar metode Kjeldahl, kadar lemak kasar metode sokhlet, kadar karbohidrat by-difference. Hasil menunjukan proksimat udang sebelum dan setelah transportasi berbeda signifikan kecuali kadar lemak. Perubahan komposisi paling kecil terjadi pada perlakuan suhu dingin tanpa RAS dengan kepadatan 300 g/l (kadar proksimat air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat sebesar 75,54±0,06; 1,47±0,06; 17,09±7,32; 7,64±3,10; dan 7,01±4,16). Perbedaan signifikan terjadi pada nilai proksimat kecuali kadar abu dan lemak dengan faktor berupa kepadatan dan suhu. Gabungan penggunaan RAS, penurunan suhu, dan kepadatan 250 g/l menjadi alternatif yang dipilih untuk pra-rancangan industri. Alternatif memiliki GPM dan NPM sebesar 33,88% dan 29,43%. Kapasitas total yang dapat dihasilkan adalah sebesar 4.500 kg udang/hari (5% pangsa pasar). Alur proses yang dilakukan meliputi persiapan biofilter dan es, pengondisian air, pemanenan, penimbangan, sortasi, pendistribusian, dan penyimpanan di holding facility untuk sisa udang. Bisnis ini memenuhi standarisasi SNI dan HACCP serta penjaminan mutu GHP (Good Handling Practice) dan GDP (Good Distribution Practice). Pra-rancangan layak secara ekonomi (GPM 33,85%, IRR 47,78%, NPV Rp223.691.447.278, nilai B/C sebesar 12,64, nilai PI 37,4, dan nilai PP 2,43 tahun untuk mengembalikan biaya investasi dan operasional).