digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Zuhdan Arif Fikrullah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Kota Jakarta dan Kota Bandung merupakan kawasan yang perlu dihubungkan mengingat kedua kota tersebut merupakan dua kota besar di Indonesia yang menjadi pusat ekonomi saat ini. Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan perekonomian yang ada saat ini. Kereta Cepat Jakarta Bandung digunakan untuk menghubungkan Kota Jakarta dan Kota Bandung tetapi tidak ada stasiun kereta cepat yang direncanakan untuk berada di Kota Bandung. Oleh karena itu, perlu dihubungkan oleh kendaraan pengumpan di stasiun terdekat yang direncanakan. Perlu adanya penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dan juga probabilitas pemilihan moda pengumpan Kereta Cepat Jakarta Bandung antara Stasiun Padalarang dan Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode multinomial logit model, analisis probabilitas, dan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil pemodelan pemilihan moda, pada moda kereta api faktor yang berpengaruh adalah waktu Perjalanan, kereta api lokal, waktu perjalanan mobil, harga per km mobil, jenis kelamin, dan tujuan perjalanan. Untuk model pemilihan bus lokal faktor yang berpengaruh adalah frekuensi perjalanan, jumlah kepemilikan mobil. Untuk model pemilihan taksi faktor yang berpengaruh adalah Waktu Perjalanan mobil, jenis kelamin dan tujuan perjalanan.probabilitas pilihan moda kereta api lokal sebesar 55,15%, mobil pribadi sebesar 5,39%, bus lokal sebesar 0,06% dan taksi sebesar 35,40%. Adapun urutan variabel paling sensitif menuju variabel paling tidak sensitif adalah waktu perjalanan kereta api, waktu perjalanan mobil, dan harga per km mobil. Berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penaikan harga per Km mobil dan penurunan waktu perjalanan kereta api untuk menaikkan probabilitas kereta api lokal apabila terdapat kemacetan yang diakibatkan banyaknya pengguna mobil.