digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peledakan adalah salah satu kegiatan yang penting dalam suatu aktivitas penambangan. Geometri peledakan yang tidak tepat, dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan, seperti fragmentasi yang buruk, fly rock, dan nilai ground vibration serta air blast yang melebihi baku mutu. Pemilihan geometri peledakan yang optimal perlu mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspek teknis, lingkungan, keamanan, dan ekonomi. Pertimbangan berbagai aspek dalam menentukan geometri peledakan yang optimal dengan metode konvensional memberikan hasil yang tidak cukup akurat. Penggunaan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) memungkinkan untuk dilakukan dalam menentukan geometri peledakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Pada tulisan ini digunakan tiga metode MCDM, yaitu Analytic Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dan Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS) dengan mempertimbangkan aspek teknis (fragmentasi), ekonomis (penggunaan bahan peledak), dan keamanan (fly rock, ground vibration, dan air blast). Perbandingan berpasangan metode AHP digunakan untuk menentukan bobot dari parameter fragmentasi, powder factor, fly rock, ground vibration, dan air blast. Pada langkah kedua, metode TOPSIS dan WASPAS digunakan untuk menentukan peringkat dari berbagai alternatif geometri peledakan dan menentukan geometri peledakan yang paling optimal. Adapun pada langkah ketiga dilakukan proses analisis sensitivitas untuk melihat perubahan yang terjadi saat dilakukan pergantian kepentingan relatif. Hasil dari penelitian ini diperoleh geometri peledakan keempat dengan diameter lubang sebesar 4 inci, burden 3,5 m, spasi 5 m, stemming 3,14 m, subdrill 1 m, dan kedalaman lubang 9 m sebagai geometri peledakan paling optimal yang dapat digunakan untuk operasi peledakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa.