Peledakan adalah salah satu kegiatan yang penting dalam suatu aktivitas
penambangan. Geometri peledakan yang tidak tepat, dapat menimbulkan hal yang
tidak diinginkan, seperti fragmentasi yang buruk, fly rock, dan nilai ground
vibration serta air blast yang melebihi baku mutu. Pemilihan geometri peledakan
yang optimal perlu mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspek teknis,
lingkungan, keamanan, dan ekonomi. Pertimbangan berbagai aspek dalam
menentukan geometri peledakan yang optimal dengan metode konvensional
memberikan hasil yang tidak cukup akurat. Penggunaan metode Multi-Criteria
Decision Making (MCDM) memungkinkan untuk dilakukan dalam menentukan
geometri peledakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Pada tulisan ini
digunakan tiga metode MCDM, yaitu Analytic Hierarchy Process (AHP),
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dan
Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS) dengan
mempertimbangkan aspek teknis (fragmentasi), ekonomis (penggunaan bahan
peledak), dan keamanan (fly rock, ground vibration, dan air blast). Perbandingan
berpasangan metode AHP digunakan untuk menentukan bobot dari parameter
fragmentasi, powder factor, fly rock, ground vibration, dan air blast. Pada
langkah kedua, metode TOPSIS dan WASPAS digunakan untuk menentukan
peringkat dari berbagai alternatif geometri peledakan dan menentukan geometri
peledakan yang paling optimal. Adapun pada langkah ketiga dilakukan proses
analisis sensitivitas untuk melihat perubahan yang terjadi saat dilakukan
pergantian kepentingan relatif. Hasil dari penelitian ini diperoleh geometri
peledakan keempat dengan diameter lubang sebesar 4 inci, burden 3,5 m, spasi 5
m, stemming 3,14 m, subdrill 1 m, dan kedalaman lubang 9 m sebagai geometri
peledakan paling optimal yang dapat digunakan untuk operasi peledakan di PT
Indocement Tunggal Prakarsa.