Temuan penambahan bahan kimia obat dalam jamu secara berkala terus
bertambah, bahkan sekarang sudah ada jamu yang terdeteksi mengandung lebih
dari satu bahan kimia obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan
metode deteksi simultan beberapa bahan kimia obat dalam jamu pegal linu.
Optimasi pengembangan metode analisis dilakukan mulai dari optimasi fase diam,
fase gerak, preparasi sampel dan kondisi optimum analisis dengan alat CAMAG
TLC Scanner. Selanjutnya hasil optimasi divalidasi yang meliputi akurasi, presisi
(keterulangan, presisi antara), linieritas, penentuan batas deteksi dan batas
kuantisasi. Metode analisis yang telah divalidasi dicobakan untuk menganalisis
kualitatif dan kuantitatif sampel jamu pegal linu yang diperoleh di pasaran.
Optimasi metode analisis menghasilkan bahwa fase diam yang optimum untuk
memisahkan asetaminofen, deksametason, prednison, asam mefenamat dan
piroksikam adalah silika gel GF254, fase gerak yang optimum adalah kloroform –
metanol (9:1), preparasi sampel dipilih menggunakan ekstraksi dengan etanol
selama 30 menit dengan shaker 3 dimensi, penjenuhan bejana kromatografi
selama 60 menit. Deteksi dilakukan dengan alat CAMAG TLC Scanner pada
panjang gelombang 254 nm untuk deteksi simultan, dan panjang gelombang 248
nm untuk analisis kuantitatif asetaminofen. Kurva kalibrasi asetaminofen
memberikan hasil yang linier pada rentang 200-1200 ng/5 µL. Linieritas metode
analisis memberikan nilai koefisien korelasi, r = 0,9996 untuk pelat TLC dan r =
0,9982 untuk pelat HPTLC. Koefisien variansi regresi linier (Vx0) sebesar 1,66%
untuk TLC dan 3,57% untuk HPTLC. Batas deteksi dan batas kuantisasi sebesar
34,907 ng dan 116,356 ng untuk pelat TLC; 74,991 ng dan 249,972 ng untuk pelat
HPTLC. Persen perolehan kembali untuk tiga konsentrasi berbeda berturut-turut
sebesar 97,410 ± 0,83; 113,918 ± 9,931; 101,787 ± 2,769 untuk pelat TLC,
sedangkan untuk pelat HPTLC berturut-turut 101,273 ± 0,826; 110,597 ± 8,867;
103,863 ± 3,417. Nilai simpangan baku relatif untuk tiga konsentrasi berbeda
berturut-turut sebesar 0,856%; 8,718%; 2,720%; sedangkan untuk pelat HPTLC
berturut-turut 0,816%; 7,836%; 3,290%. Pengujian presisi antara dilakukan tiga
hari berturut-turut memberikan hasil nilai simpangan baku relatif sebesar
13,849%; 5,619%; 5,683% untuk pelat TLC, dan 6,269%; 2,945%; 4,735% untuk
pelat HPTLC. Metode analisis bahan kimia obat dalam jamu pegal linu
(asetaminofen, deksametason, prednison, asam mefenamat, dan piroksikam) telah
dikembangkan secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT,
TLC) pada panjang gelombang 254 nm, dan secara kuantitatif (asetaminofen)
menggunakan TLC-spektrofotodensitometri pada panjang gelombang 248 nm.
Pemisahan dilakukan dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak kloroform –
metanol (9:1). Metode tersebut dapat digunakan untuk menganalisis sampel jamu
pegal linu di pasaran.