Hati merupakan organ metabolisme yang rentan terhadap paparan zat toksik yang dapat
menginduksi kerusakan hati, sehingga dibutuhkan sediaan yang mampu mencegah kerusakan hati,
yang disebut hepatoprotektor. Penelitian terdahulu menunjukkan adanya aktivitas hepatoprotektif
pada ekstrak etanol daun murbei dan binahong secara tunggal, namun belum ada penelitian yang
mengamati efek kombinasinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menguji aktivitas
hepatoprotektif kombinasi ekstrak etanol daun murbei (DM) dan daun binahong (DB) yang
dibandingkan dengan dosis tungalnya pada tikus Wistar betina yang diinduksi parasetamol. Kedua
tanaman diekstraksi dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol. Hewan uji dibagi menjadi 7
kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol positif, pembanding silimarin 100 mg/kg bb, ekstrak DM
200 mg/kg bb, ekstrak DB 100 mg/kg bb, kombinasi A (DM 200 mg/kg bb ?DB 100 mg/kg bb), dan
kombinasi B (DM 100 mg/kg bb ?DB 50 mg/kg bb). Induksi dilakukan dengan pemberian
parasetamol 900 mg/kg bb. Penentuan parameter uji ALT dan AST dilakukan pada hari ke-0, 7, dan
14. Pada hari ke-14 hewan dikorbankan dan organ hati diisolasi untuk menentukan indeks organ
dan histologi. Pada hari ke-7, hasil analisis aktivitas ALT menunjukkan seluruh kelompok uji dan
pembanding memiliki nilai lebih rendah secara signifikan terhadap kontrol positif, sedangkan
aktivitas AST menunjukkan hanya pembanding dan kombinasi B yang menunjukkan nilai lebih
rendah secara signifikan terhadap kontrol positif. Pada hari ke-14, nilai ALT dan AST semua
kelompok uji dan pembanding lebih rendah secara signifikan terhadap kontrol positif. Indeks organ
hati semua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik. Dari keempat
kelompok uji, gambaran histologi hati yang menunjukkan kerusakan minimal terlihat pada
kelompok kombinasi B. Kombinasi B (DM 100 mg/kg bb ?DB 50 mg/kg bb) menunjukkan aktivitas
hepatoprotektif lebih baik dibandingkan dosis tunggalnya dan sebanding dengan pembanding
silimarin 100 mg/kg bb.