Investor pada umumnya mencari investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi dengan risiko
yang kecil. Portfolio optimal adalah sebuah metode diversifikasi untuk mengidentifikasi sahamsaham
dalam
portofolio
yang
menghasilkan
return
tertinggi
pada
risiko
yang
dapat
diterima
secara
objektif.
Dalam
penelitian
ini,
tingkat
return
yang
diharapkan
dan
konsekuensi
risiko
yang
diterima
dari
hasil
pembentukan
portfolio
menggunakan
pendekatan
Markowitz
model,
Single
Index
model
dan
Multi
Index
model
akan
diperbandingkan.
Jangka
waktu
penelitian
yang
diambil
adalah
lima
tahun
yaitu
dari
tahun
2017
hingga
tahun
2021.
Populasi
data
penelitian
menggunakan
saham-saham
dari
Indeks LQ45. Penyaringan saham digunakan untuk mengumpulkan saham-saham potensial
yang secara konsisten terdaftar dalam Indeks LQ45 selama lima tahun terakhir.
Jumlah akhir populasi saham dalam penelitian ini adalah 38 saham dan dianalisis oleh 3 metode
yang telah disebut diatas. Hasil analisa menunjukan bahwa dari portfolio-portfolio optimal yang
terbentuk, berasal dari kombinasi 11 saham. Portfolio hasil dari Single Index Model menjadi
portfolio yang paling unggul dengan tingkat return yang diharapkan adalah 1.05% dan resiko pada
3.74%, diikuti oleh portfolio hasil dari Multi Index Model dengan tingkat return yang diharapkan
adalah 0.87% dan resiko pada 3.37%, dan portfolio dari Markowitz Model menjadi yang portfolio
paling rendah dengan tingkat return yang diharapkan adalah 0.76% dan resiko padq 3.72%.
Perbandingan kinerja menggunakan Sharpe Ratio, Treynor Ratio dan Jensen's Alpha; juga
menunjukkan hasil yang serupa, dimana portofolio hasil Single Index Model memiliki rasio tertinggi
dari semua ukuran kinerja, diikuti oleh Multi Index dan Markowitz Model. Hal ini dapat diartikan
bahwa Model Indeks Tunggal merupakan metode analisis yang paling cocok untuk membangun
portofolio optimal di Bursa Efek Indonesia.