digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Reservoir karbonat adalah salah satu target terpenting dalam eksplorasi minyak dan gas dunia. Cadangan minyak dan gas pada reservoir karbonat hingga setengah dari cadangan minyak dan gas dunia (Burchette, 2012). Formasi Baturaja merupakan salah satu reservoir gas yang berada pada cekungan Sumatera Selatan. Formasi Baturaja merupakan formasi batu gamping dengan platform karbonat yang melampar luas namun memiliki ketebalan lapisan yang terbilang tipis. Penelitian ini mencoba untuk memodelkan dan menginterpretasi reservoir karbonat yang berada pada formasi Baturaja dengan menggunakan metode inversi seismik. . Sebelum tahap inversi seismik, terlebih dahulu dilakukan analisis “Tuning Thickness”. Analisis Tuning Thickness dilakukan untuk mengetahui ketebalan dari lapisan batuan berdasarkan data seismik. Pada penelitian ini Tuning Thickness sangat membantu karena ketebalan zona target pada formasi Baturaja terbilang tipis. Ketebalan zona target reservoir gas sebesar 50 meter, sementara ketebalan zona target reservoir berdasarkan data seismik sebesar 57.47 meter. Kemudian dilanjutkan ke tahap Inversi seismik. Inversi seismik sendiri memiliki banyak metode untuk memodelkan litologi dan menginterpretasikannya berdasarkan data log sumur dan data seismik. Metode inversi yang umum digunakan adalah metode inversi deterministik. Metode deterministik yang digunakan Linear Programming Sparse Spike Inversion (LPSSI). Metode LPSSI bekerja dengan cara memodelkan reflektifitas berbentuk spike kemudian dikorelasikan dengan trace seismik sehingga menghasilkan model geologi sederhana sebagai hasil inversi. Namun, metode inversi tersebut belum optimal untuk memodelkan litologi reservoir gas karbonat yang tipis pada formasi Baturaja, maka digunakanlah metode Inversi seismik Stokastik. Inversi Stokastik digunakan untuk mengatasi kekurangan inversi deterministik untuk memodelkan lapisan yang tipis. Hasil inversi Stokastik memberikan hasil yang optimal untuk mendeteksi dan menginterpretasi litologi reservoir gas karbonat. Untuk mendukung hasil inversi seismik diperlukan analisis fisika batuan. Avseth dkk (2014) memperkenalkan sebuah metode yang sesuai dengan Rock Physic Template (RPT) yang memperhitungkan kompaksi, sementasi dan sensitif terhadap saturasi air, metode tersebut adalah Curved Pseudo Elastic Impedance. Menurut Palgunadi dkk (2016) pendekatan metode CPEI dapat dilakukan dengan membuat model kurva yang mendekati RPT menggunakan persaman fungsi trigonometri. Dimana pendekatan model kurva berdasarkan fungsiii trigonometri ini lebih sederhana. Dalam penerapannya model kurva trigonomteri ini akan digunakan dalam crossplot analysis parameter elastic untuk menentukan zona hidrokarbon dan zona wet/brine.