COVER Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3A Aria Widhi Baskara
PUBLIC  BAB 3B Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3C Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Aria Widhi Baskara
PUBLIC Alice Diniarti
Gempa Ambon 6,5 Mw tanggal 26 September 2019 memberikan pengaruh yang cukup
signifikan dalam peningkatan seismisitas di sekitar Pulau Ambon, Pulau Seram, dan
sekitarnya. Monitoring aftershock yang dilakukan ITB, BMKG, dan BNPB dengan
menggunakan 11 seismogram broadband lokal dan 4 stasiun regional pada periode 18
Oktober-15 Desember 2019 berhasil merekam 1778 event aftershock dengan magnitude
antara 1.9-5.1 Mw dan terdistribusi dalam tiga klaster seismik yang terpisah. Klaster yang
terbentuk pada pola distribusi sekuen aftershock ini menimbulkan spekulasi tentang adanya
reaktivasi preexisiting fault yang diakibatkan oleh peningkatan stress yang berasal dari
mainshock. Analisis aftershock gempa, termasuk distribusi hiposenter dan mekanisme
sumber menjadi hal cukup penting untuk membantu mengungkap proses rupture dari gempa
utama. Selain itu, kedua informasi tersebut dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
antara gempa utama dengan sekuen aftershock yang terjadi, serta pengaruhnya terhadap
aktivasi sesar di sekitarnya. Persebaran mekanisme fokus dari aftershock akan mempermudah
kita dalam menganalisis sesar-sesar aktif di daerah studi sehingga pola seismotektonik dapat
dipelajari dengan baik. Pada penelitian ini, penulis mengestimasi solusi mekanisme fokus
dari event-event signifikan dari afttershock Ambon 2019 dengan menggunakan metode
inversi moment tensor. Secara matematis, metode inversi moment tensor cocok untuk
menjelaskan gaya ekuivalen dan moment dari suatu titik sumber. Dari hasil inversi MT,
mainshock Ambon 2019 diikuti oleh proses rupture yang kompleks secara geometris. Kami
menginterpretasikan ketiga klaster aftershock, terdiri dari: (i) Sesar utama dengan orientasi
N-S sepanjang 35 km yang ditandai dengan dextral strike-slip, (ii) Segmen sesar naik
berorientasi NNE-SSW dengan kemiringan ~45o di Seram bagian barat daya, ~10 km dari
Kairatu, dan (iii) Strike-slip berorientasi NNW-SSE dan sesar normal E-W sepanjang 5 km
di Pulau Ambon. Kami menginterpretasikan segmen strike-slip di Pulau Ambon sebagai sesar
antitetik yang tereaktivasi dalam sistem struktur Riedel shear. Solusi inversi moment tensor
dari 20 event aftershock dalam penelitian ini telah mengkonfirmasi keberadaan reaktivasi
sesar di barat daya Pulau Seram dan Ambon. Berdasarkan hasil penelitian ini, kami
merekomendasikan adanya upaya mitigasi kebencanaan yang perlu ditingkatkan di area-area
dengan sistem geologi yang kompleks karena reaktivasi sesar yang dipicu dari mainshock
bisa saja terjadi pada sekuen aftershock di area-area dengan peningkatan stress yang tinggi.