ABSTRAK BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 6 BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi COVER BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi DAFTAR PUSTAKA BOB YULIAN AFRIANTO 22002018
PUBLIC Dedi Rosadi
Saat ini gas biogenik merupakan salah satu energi masa depan yang belum optimal dieksplorasi.
Penemuan gas biogenik yang sudah terbukti terdapat di sekitar lepas pantai Madura baik di Selat
Madura maupun di sebelah utaranya.
Karakteristik pembentukan gas biogenik yang khas, berbeda dari pembentukan hidrokarbon pada
umumnya, akan memberikan peluang eksplorasi yang besar di daerah lain di Indonesia. Hal lain
adalah karena terbentuk di daerah yang relatip dangkal (kurang dari 1000m), maka kemungkinan
untuk dieksplorasi besar-besaran akan menjadi suatu prioritas.
Daerah penelitian termasuk ke dalam sistem cekungan busur belakang (back arc basin) dengan
pengaruh tektonostratigrafi dimulai dari fasa rifting yang mengendapkan sedimen-sedimen
Paleogen (Formasi Ngimbang, Formasi Kujung III,II), diikuti oleh fasa sagging yang
mengendapkan sediment-sedimen Neogen (Formasi Kujung I, Formasi Tuban, Formasi OK),
diakhiri oleh fasa tektonik kompresi yang menghasilkan sejumlah formasi batuan yang mempunyai
penamaan berbeda-beda (Formasi Wonocolo, Formasi Cepu, Formasi Tawun, Formasi Ngrayong,
Formasi Mundu, Formasi Paciran dan Formasi Lidah). Struktur-struktur yang terbentuk umumnya
berarah relatip timurlaut-baratdaya, timur-barat (berasosiasi dengan patahan geser mengkiri dari
patahan besar RMKS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan sejarah pengendapan, walaupun bersifat lokal,
ternyata mempengaruhi jenis gas yang terperangkap. Hal ini terlihat di struktur OGX sebagai
penghasil minyak dan gas campuran biogenik dan termogenik, sedangkan di struktur MLX hanya
menghasilkan gas biogenik. Gas biogenik diperkirakan terutama berasal dari formasi-formasi yang
berumur Plio-Pleistosen (ekuivalen Formasi Cepu dan Mundu) , sedangkan gas termogenik berasal
dari formasi yang berumur lebih tua, yaitu yang berumur Miosen (ekuivalen Formasi Kujung).
Aplikasi dari pemodelan gas biogenik akan lebih mudah setelah mengetahui paleogeografi, sistem
pengendapan dan petroleum sistem dari daerah yang akan dieksplorasi dipadukan dengan
persyaratan umum pembentukan gas biogenik.