ABSTRAK Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Dini Rakhmani
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Dini Rakhmani
PUBLIC 
Peningkatan jumlah produksi ayam broiler menghasilkan jumlah pupuk kandang yang lebih
banyak. Umumnya kotoran ayam dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Namun,
penanganan yang kurang tepat dapat menyebabkan degradasi lingkungan. Studi ini dilakukan
untuk mengkaji dampak lingkungan dari sistem pengelolaan kotoran ayam (MMS) skala kecil
di Bulukumba, Indonesia dengan menggunakan pendekatan partial life cycle assessment
(LCA). Ada tiga skenario sebagai langkah awal untuk menilai dampak lingkungan dari MMS.
Skenario tersebut menganalisis penanganan dan pemanfaatan kotoran ayam broiler untuk
mengurangi dampak lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontributor utama
pemanasan global (GWP) dan potensi pengasaman (acidification potential) adalah kandang
dan tahap pengolahan, sedangkan pengaplikasian pupuk kandang pada lahan sebagai pupuk
organic merupakan kontributor utama eutrofikasi (eutrophication potential). Berdasarkan net
emisinya, Skenario 2 memiliki hasil GWP terendah dibandingkan dengan Skenario baseline
dan Skenario 1. Mengingat kontribusi semua tahapan terhadap dampak lingkungan, proses
anaerobik adalah metode terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan dari MMS ayam
broiler skala kecil, karena proses tersebut dapat mengurangi emisi N2O dan NH3,
memanfaatkan biogas, dan menghasilkan digestate dengan kandungan nitrogen tinggi untuk
menggantikan penggunaan pupuk kimia. Namun, fasilitas biogas seperti tangki digester dan
tangka penyimpanan yang tertutup dengan teknologi tinggi diperlukan. Studi lanjutan perlu
dilakukan untuk menganalisis biaya MMS untuk penerapannya dan efek dari praktik mitigasi
lainnya dalam pengaplikasian pupuk kandang pada lahan pertanian.