digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fenomena bencana alam tidak mengenal waktu sehingga dapat terjadi pada saat siang ataupun malam. Bencana terjadi malam hari memberikan ancaman keselamatan jiwa lebih tinggi dibandingkan siang hari. Penggunaan Big data citra satelit malam dan POI google maps memiliki peran dalam pengurangan dampak bencana dengan melihat populasi berisiko diwaktu malam. Sebaran cahaya menggambarkan sebaran populasi berisiko pada saat kondisi malam hari. Intensitas cahaya menginformasikan kepadatan populasi berisiko pada saat kondisi malam. Penelitian ini bertujuan membuat strategi tanggap darurat saat bencana terjadi malam hari dengan memanfaatkan big data citra satelit malam dan POI google maps untuk melihat populasi berisiko diwaktu malam. Studi kasus yang diambil adalah Kota Bandung dan Kota Cimahi dimana kedua kota ini memiliki ancaman bencana gempabumi dan banjir dengan jumlah penduduk yang besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analsisi spasial melalui ArcMap,Qgis, dan google earth. Dalam merumuskan strategi menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2023 sampai tahun 2040 mengalami peningkatan populasi berisiko terhadap bahaya gempabumi sebanyak 70,5 % di Kota Bandung dan 57% di Kota Cimahi. Kemudian peningkatan populasi berisiko terhadap bahaya banjir sebanyak 15,7% di Kota Bandung dan 14,5% di Kota Cimahi. Sementara itu, populasi berisiko ditempat bangunan mall dan stasiun terjadi puncak kunjungan pada saat malam akhir pekan. Selanjutnya, populasi berisiko dijalan raya dan taman mengalami kunjungan yang relatif normal. Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat 16 strategi dalam pengoptimalan proses penanganan tanggap darurat saat bencana terjadi malam hari. Selain itu, sarana terkait pencarian dan pertolongan, lokasi tempat pos pengungsian, posko koordinasi pelaporan situasi, posko komando dan konferensi pers, lokasi posko logistik utama, tempat unit posko logistik pendukung, dan cadangan sumber energi pencahayaan malam hari menjadi bagian penting dalam proses penanganan tanggap darurat agar dapat berlangsung dengan cepat dan tepat.