digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, memiliki potensi besar dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. Namun, wilayah pesisir Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam, terutama tsunami, karena letak geografisnya yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik utama yang meningkatkan risiko gempa bumi yang dapat memicu tsunami. Wilayah pesisir tetap penting secara strategis meskipun memiliki risiko tinggi. Saat ini, metode penilaian kerentanan tsunami yang ada belum mempertimbangkan aspek fisik pesisir secara komprehensif dan tidak sepenuhnya diintegrasikan dalam dokumen perencanaan tata ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model penilaian kerentanan tsunami yang lebih komprehensif dan mengintegrasikannya ke dalam dokumen rencana tata ruang untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir Indonesia, khususnya di kawasan sekitar Bandara Internasional Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada kawasan Aerotropolis di Kabupaten Kulon Progo, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia. Analisis dilakukan terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi kerentanan terhadap tsunami, termasuk aspek fisik, bangunan/infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian menggunakan pendekatan model penilaian kerentanan dengan variabel dan indikator yang telah diidentifikasi melalui kajian literatur. Data yang digunakan mencakup data spasial, observasi lapangan, dan dokumen rencana tata ruang. Normalisasi data dilakukan dengan mengklasifikasikan data menjadi tiga kategori kerentanan (rendah, sedang, dan tinggi) dengan nilai skala 1-3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aspek fisik menunjukkan luas kategori kerentanan rendah mendominasi kawasan ini, menunjukkan karakteristik fisik yang tidak terlalu rentan; (2) aspek bangunan/infrastruktur menunjukkan sebagian besar kawasan memiliki bangunan dan infrastruktur yang tidak terlalu rentan; (3) aspek ekonomi menunjukkan kategori kerentanan tinggi mendominasi kawasan ini, menunjukkan kawasan dengan aktivitas ekonomi signifikan sangat rentan; (4) aspek sosial menunjukkan kategori tidak rentan mendominasi kawasan ini, tetapi terdapat area dengan kepadatan penduduk dan wisatawan yang tinggi; (5) aspek lingkungan menunjukkan kategori kerentanan tinggi mendominasi kawasan ini,ii menunjukkan pentingnya vegetasi sebagai proteksi alami. Integrasi penilaian kerentanan tsunami dalam RDTR masih perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko bencana di kawasan Aerotropolis Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini memberikan dasar untuk pengembangan model penilaian kerentanan yang lebih komprehensif dan integrasi yang lebih baik dalam perencanaan tata ruang untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana tsunami di Indonesia.