Emas terbentuk dari larutan panas yang berasal dari dalam bumi yang naik ke
permukaan melalui celah atau rekahan pada struktur batuan kemudian mengalami
proses pengendapan. Pengendapan yang terjadi pada struktur batuan membuat
emas terendapkan secara tersebar. Metode geofisika yang sering digunakan dalam
eksplorasi emas adalah metode polarisasi terimbas. Daerah penelitian merupakan
daerah dengan tipe pengendapan emas epitermal. Keberadaan emas berasosiasi
dengan mineral kuarsa dan mineral sulfida seperti pirit. Penelitian ini
menggunakan metode polarisasi terimbas kawasan waktu. Metode polarisasi
terimbas tepat digunakan karena dapat mendeteksi sulfida (pirit) yang bernilai
chargeabilitas tinggi dengan baik. Konfigurasi elektroda yang digunakan ialah
dipol-dipol dengan spasi elektroda 25 m dan n=6. Terdapat delapan lintasan,
dengan tujuh lintasan memiliki panjang total 400 m dan satu lintasan memiliki
panjang total 800 m. Pengolahan data polarisasi terimbas menghasilkan model 2D
resistivitas dengan rentang nilai 0 – 800 ?m dan chargeabilitas dengan rentang
nilai 0 – 30 msec. Zona mineralisasi diduga memiliki resistivitas sedang – tinggi
(lebih dari 50 ?m) dan chargeabilitas tinggi (lebih dari 20 msec) pada titik 400
hingga 700 di tengah lintasan yang berarah Utara - Selatan dengan elevasi -20
hingga 50 m. Setelah dibandingkan dengan peta geologi, zona mineralisasi diduga
terjadi pada batuan Breksi-Tuf yang tersisipi oleh lava Andesit. Zona mineralisasi
diduga mengandung mineralisasi emas, meskipun diperlukan pengeboran untuk
memastikan mineralisasi emas.