digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Mohammad Raihansyah Zidan N
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Wisata MICE merupakan sektor ekonomi. Sebagai bagian dari sektor pariwisata, wisata MICE juga umumnya menarik wisatawan dengan lama tinggal yang lebih panjang serta pengeluaran saat wisata yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan umum atau yang disebut dengan wisatawan leisure. DKI Jakarta sebagai kota bisnis dan pusat perekonomian di Indonesia memiliki potensi wisata MICE yang tinggi berdasarkan angka wisatawan bisnis DKI Jakarta, yang juga merupakan target pasar dari wisata MICE, merupakan provinsi dengan share tertinggi yang mencapai angka lebih dari lima puluh persen. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi pengembangan daya saing DKI Jakarta sebagai destinasi MICE. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memahami kebijakan pengembangan wisata MICE yang terdapat di DKI Jakarta, pengembangan MICE yang terdapat di DKI Jakarta, serta strategi peningkatan daya saing wisata MICE DKI Jakarta. Dalam mengidentifikasi pengembangan daya saing wisata MICE di DKI Jakarta digunakan metode analisis isi, analisis deskriptif kualitatif, dan analisis koding. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kelebihan dari DKI Jakarta sebagai destinasi wisata MICE antara lain berupa kualitas dan kapasitas fasilitas pertemuan, konferensi, pameran, dan konvensi, fasilitas akomodasi dan tempat-tempat menarik, serta fasilitas amenitas yang sangat baik sedangkan kekurangannya antara lain adalah terkait kemacetan di DKI Jakarta, belum maksimalnya upaya dari pelaku usaha MICE dalam memperoleh sertifikasi profesi dan juga dalam melakukan pencatatan serta pembentukan database terkait kegiatan yang diselanggakrakan, dan belum terdapatnya kebijakan khusus pengembangan MICE yang saat penelitian dilakukan masih dalam tahap penyusunan.