Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan secara global, regional dan nasional terutama di
negara berkembang seperti di Indonesia. Penyakit diare merupakan penyakit mematikan kedua
pada anak-anak di bawah lima tahun. Setiap tahunnya sekitar 525.000 anak meninggal akibat
diare. Diare merupakan kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair serta frekuensi
sebanyak tiga kali sehari atau lebih dalam periode 24 jam. Diare terbagi menjadi dua golongan
yaitu diare infeksius ( disebabkan oleh bakteri, virus maupun parasit) dan noninfeksius (tidak
disebabkan oleh bakteri, virus maupun parasit). Obat bahan alam dapat dimanfaatkan dalam
pengobatan diare. Daun lampeni digunakan secara tradisional dan ekstraknya sudah terbukti
memiliki efek antidiare. Akan tetapi, fraksi /senyawa aktif yang berperan sebagai antidiare dan
antibakteri belum diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek antidiare dari fraksi
daun lampeni secara in vivo dan menguji aktivitas antibakterinya secara in vitro. Pengujian secara
in vivo dilakukan pada mencit yang diinduksi diare dengan pemberian minyak jarak sedangkan
pengujian antibakteri dilakukan secara in vitro menggunakan metode mikrodilusi. Hasil pengujian
secara in vivo menunjukkan bahwa fraksi n-heksana dapat menurunkan konsistensi feses pada
jam ke-0 hingga ke-1 dan jam ke-1 hingga ke-2 . Fraksi etil asetat dan air dapat menurunkan
konsistensi feses pada jam ke-0 hingga ke-1, jam ke-1 hingga ke-2 dan jam ke-2 hingga ke-3. Fraksi
n-heksana dan etil asetat menurunkan frekuensi defekasi pada jam 0-1. Ketiga fraksi daun
lampeni tidak dapat menurunkan bobot feses. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) fraksi nheksana terhadap semua bakteri adalah 25.000 ppm. KHM fraksi etil asetat terhadap Escherichia
coli (E.coli), Salmonella typhi (S.typhi), Shigella dysenteriae (S. dysenteriae) dan Pseudomonas
aeruginosa (P. aeruginosa) berturut-turut sebesar 12.500 ppm, 12.000 ppm, 25.000 ppm dan
50.000 ppm. KHM fraksi air pada Pseudomonas aeruginosa 50.000 ppm sedangkan pada ketiga
bakteri uji lainnya sebesar 12.500 ppm. Nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi n-heksana
pada Pseudomonas aeruginosa adalah 25.000 ppm. KBM fraksi etil asetat terhadap Salmonella
typhi dan Pseudomonas aeruginosa adalah 50.000 ppm sedangkan KBM fraksi air terhadap
semua bakteri uji adalah >50.000 ppm. Fraksi n-heksana, etil asetat dan air memiliki efek antidiare
pada model hewan diare. Ketiga fraksi yang diuji tidak menunjukkan aktivitas antibakteri
terhadap terhadap S. dysenteriae, S. typhi, E. coli, dan P. aeruginosa.