Bencana banjir merupakan bencana yang umum terjadi di dunia yang dapat
menimbulkan berbagai kerugian langsung maupun tidak langsung, seperti kerugian
jiwa, harta benda, dan waktu. Indonesia adalah negara dengan jumlah orang
terdampak banjir terbesar ke-6 di dunia dengan total bencana banjir sebanyak 1.794
kejadian pada tahun 2021. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu provinsi dengan
bencana banjir yang hampir terjadi setiap tahunnya, khususnya di musim hujan.
Menurut teori Hedonic Pricing Model (HPM), bencana banjir yang terjadi berpotensi
mempengaruhi harga properti. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi hubungan lokasi rawan banjir dengan harga properti residensial di
Kecamatan Cakung, Kecamatan Kelapa Gading, dan Kecamatan Cilincing. Tiga
kecamatan tersebut dipilih karena wilayah tersebut didominasi oleh guna lahan
permukiman komersil dan tingkat bahaya banjir tinggi. Penelitian ini menggunakan
analisis spasial ‘closest facility’ untuk mengukur jarak properti dengan sarana
prasarana terdekat dan mengetahui persebaran properti residensial rawan banjir,
analisis regresi linier model OLS untuk mengetahui model harga properti residensial
dan faktor-faktor pengaruh harga properti residensial, serta analisis autokorelasi
spasial dan analisis regresi spasial model SAR untuk mengetahui keberadaan
dependensi spasial dalam pasar properti residensial di Cakung, Kelapa Gading, dan
Cilincing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel properti residensial rawan
banjir tersebar di 7 perumahan komersil berbeda. Penelitian juga menunjukkan
bahwa harga properti residensial hanya dipengaruhi oleh jumlah kamar tidur, luas
bangunan, jarak ke mall terdekat, jarak ke kawasan industri terdekat, dan jumlah
WNA (demand). Sehingga, lokasi rawan banjir tidak memiliki hubungan dengan harga
properti residensial di Kecamatan Cakung, Kecamatan Kelapa Gading, dan
Kecamatan Cilincing.