Kasus infeksi yang tinggi dan resistensi mikroba patogen terhadap antibiotik mendorong pada
usaha penemuan senyawa aktif baru. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mikroba
endofit memiliki aktivitas terhadap berbagai penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan uji antimikroba dan fraksinasi senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba dari ekstrak
metabolit jamur Penicillium sp. (kode FSKT 11) yang merupakan jamur endofit asal laut dan diisolasi
dari Sekotong, Lombok. Penelitian dilakukan melalui proses peremajaan, pembibitan, fermentasi,
ekstraksi, fraksinasi, pemantauan bercak fraksi, pengujian aktivitas antijamur, antibakteri, dan
antimikobakterium, serta penentuan profil kromatogram fraksi aktif menggunakan kromatografi
lapis tipis (KLT) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode yang digunakan untuk fraksinasi
senyawa aktif adalah kromatografi cair vakum (KCV). Sedangkan metode yang digunakan untuk uji
aktivitas antimikroba diantaranya difusi agar cakram, mikrodilusi, dan uji kolorimetri
microtetrazolium (MTT). Mikroba yang digunakan pada uji aktivitas antara lain Candida albicans,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Mycobacterium smegmatis. Berdasarkan pengujian
aktivitas, ekstrak miselium jamur Penicillium sp. aktif terhadap S. aureus dan M. smegmatis dengan
nilai KHM masing-masing adalah 200 µg/mL serta nilai KBM-nya berturut-turut 400 µg/mL dan 200
µg/mL. Adapun fraksi yang paling aktif adalah FB dengan nilai KHM dan KBM terhadap S. aureus
adalah 100 µg/mL dan >800 µg/mL. Sedangkan nilai KHM dan KBM dari FB terhadap M. smegmatis
adalah 200 µg/mL. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa fraksi FB memiliki aktivitas antimikroba
yang moderat dan berpotensi untuk diteliti lebih lanjut.