Jerawat adalah penyakit kulit kronis yang umum terjadi pada setiap individu terutama di kalangan
remaja, ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista. Kolonisasi mikroflora
merupakan salah satu penyebab timbulnya jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
potensi ekstrak etanol dan fraksi daun handeuleum (Graptophylum pictum (L.) Griff) dalam
menghambat bakteri penyebab jerawat, Cutibacterium acnes dan Staphylococcus aureus, serta
mengisolasi senyawa aktifnya. Ekstraksi dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi menggunakan
etanol 70% dan infus menggunakan akuadest. Ekstrak terpilih difraksinasi menggunakan metode
ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol –air. Fraksi terpilih difraksinasi
lebih lanjut dengan metode kromatografi kolom klasik menggunakan metode elusi isokratik.
Pemurnian dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Kandidat isolat terpilih
diuji kemurniannya dengan metode kromatografi lapis tipis pengembangan tunggal dengan tiga
fase gerak. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara kualitatif dengan metode difusi cakram agar
dan KLT-bioautografi difusi agar, serta kuantitatif melalui penentuan nilai konsentrasi hambat
minimum (KHM) menggunakan metode mikrodilusi. Nilai KHM untuk Cutibacterium acnes ATCC
11827 dari ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi etanol –air, dan isolat Z
berturut-turut sebesar 50; <0,78; 3,12; 100; >1 (mg/mL), sedangkan nilai KHM untuk
Staphylococcus aureus ATCC 6538 dari ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi
etanol –air, dan isolat Z berturut-turut sebesar 50; 6,25; 50; >100; 1 (mg/mL). Fraksi n-heksana
memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan ekstrak etanol dan fraksi lainnya dalam
menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. Isolat Z merupakan hasil isolasi dari fraksi n-heksana
yang berpotensi sebagai antibakteri merupakan senyawa golongan steroid.