digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Nisrina Bahiyah Kesuma
PUBLIC Alice Diniarti

Banyaknya penemuan fosil baru di Pulau Jawa bagian barat membuat biozona moluska yang telah ada harus diperbarui, sebab data-data tersebut menunjukkan bahwa tidak semua fosil indeks terdahulu masih memiliki umur yang sesuai. Pembuatan biostratigrafi moluska di Pulau Jawa bagian barat berdasarkan data terbaru dapat menjadi pembaru biozonasi moluska yang digunakan sebelumnya. Data primer diambil pada 2019 di Nyalindung dan data sekunder berupa arsip koleksi Martin dari Museum Geologi Bandung dan Museum Naturalis Leiden. Data diolah untuk mendapatkan biostratigrafi moluska yang menggambarkan kehadiran dan kepunahan beberapa taksa moluska di beberapa kelompok daerah. Beberapa taksa moluska dengan sebaran spasial yang luas dan vertikal yang sempit dipilih untuk menjadi penentu pembagian biozona. Biozonasi moluska di Jawa bagian barat dibagi ke dalam tujuh biozona. Enam zona berumur Tersier dan satu zona berumur Kuarter. Pada Tersier, terdapat Biozona MT 1 yang setara dengan Eosen Tengah – Eosen Awal dan dengan fosil indeks Peristernia puruensis dan Hindsia nanggulanensis; Biozona MT 2 setara dengan Oligosen; Biozona MT 3 yang setara dengan Miosen Awal merupakan biozona kumpulan Cerithideopsilla preangerensis, Trochus butacianus, dan Muricopsis merangiana; Biozona MT 4 yang setara dengan Miosen Tengah merupakan biozona kumpulan Peristernia merangiana, Vicarya verneuili callosa, Rhinoclavis noetlingi, Talahabia dentifera, dan Corbula njalindungensis; Biozona MT 5 setara dengan Miosen Akhir merupakan biozona kumpulan Pugilina ickei, Barycypraea murisimilis, Trochus tjilonganensis, Turritella cramatensis, dan Callistotapes neglecta; Biozona MT 6 setara dengan Pliosen dengan taksa indeks Lima tjaringinensis, Peristernia losariensis, Pseudoneptunea bantamensis, dan Pugilina madjalengkensis; serta Biozona MT7 yang setara dengan Pliosen Akhir. Pada Kuarter, hanya terdapat satu zona yakni Biozona MK yang dicirikan dengan kehadiran Turricula flammea atjehensis, Clavus malingpingensis, dan Trigonostoma (T.) bantamense. Pembagian zona ini menunjukkan taksa indeks moluska yang berbeda dan beragam dari pembagian biozona sebelumnya.