Cover_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 1_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 2_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 3_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 4_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 5_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 6_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 7_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pustaka_Salsabila Aulia Farhati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman herbal yang digunakan sebagai makanan dan
alternatif pengobatan karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan manfaat pada hampir seluruh
bagiannya serta memiliki kemampuan dalam penyembuhan berbagai penyakit dan beberapa penyakit
kronis. Selain itu, tanaman kelor bermanfaat untuk ibu hamil, menyusui, dan balita dalam pemenuhan
nutrisi dan gizi. Namun, tanaman kelor dapat terancam keberadaannya karena kandungan senyawa
metabolit yang terdapat pada tanaman kelor dan penggunaan secara berlebihan bagian tanaman yang
digunakan sebagai obat dan sumber nutrisi sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan kandungan
senyawa tersebut. Salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan teknik kultur jaringan.
Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif seperti kaemferol, kuersetin, astragalin, hiperosida, rutin,
nikotiflorin, dan niazirin yang berguna untuk kesehatan sehingga perlu dilakukan analisis senyawasenyawa tersebut pada kultur yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan
mengidentifikasi metabolit sekunder yang terkandung pada kultur kalus dan suspensi sel dari tanaman
kelor. Eksplan dikultur pada media MS yang mengandung zat pengatur tumbuh yang divariasikan jenis
dan konsentrasinya. Profil metabolit sekunder diidentifikasi menggunakan KLT dan instrumen UPLCMRM-MS/MS. Pada kultur kalus daun dalam media MS yang mengandung 2,4-D 0,5 µg/mL; 0,1 µg/mL
teridentifikasi senyawa kaemferol, astragalin, nikotiflorin, hiperosida, rutin, dan niazirin. Pada kultur
suspensi daun dalam media MS yang mengandung 2,4-D 0,1 µg/mL teridentifikasi senyawa kaemferol,
astragalin, nikotiflorin, hiperosida, dan rutin. Pada kultur kalus daun dalam media MS yang
mengandung kinetin 0,1 µg/mL + 2,4-D 5 µg/mL; BAP 2 µg/mL + 2,4-D 2 µg/mL teridentifikasi senyawa
kaemferol, kuersetin, astragalin, nikotiflorin, hiperosida, rutin, dan niazirin. Kultur kalus daun dalam
media MS yang mengandung BAP 2 µg/mL + NAA 0,5 µg/mL teridentifikasi senyawa astragalin,
nikotiflorin, hiperosida, rutin, dan niazirin. Pada kultur kalus batang dan suspensi sel batang dalam
media MS yang mengandung 2,4-D 0,1 µg/mL teridentifikasi senyawa kaemferol, astragalin,
nikotiflorin, hiperosida, rutin, dan niazirin.