digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masalah utama sampah di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) adalah penanganan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang terletak di Piyungan, terutama masalah masa layan. TPA Piyungan mempunyai luas = 92660 m2, volume total = 1776224 m3, volume tersisa = 723706 m3. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan pemrosesan sampah di TPA Piyungan melalui usaha daur ulang dan pengomposan. Usaha pemanfaatan sampah merupakan komponen penting dalam pengelolaan sampah yang dapat mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan merencanakan perbaikan sistem pengolahan sampah di TPA Piyungan dengan daur ulang dan pengomposan, masa layan TPA Piyungan dengan adanya perbaikan pengolahan sampah, dan manfaat ekonomi dan kelayakan usahanya serta pengaruhnya terhadap sistem pembuangan akhir sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah yang masuk ke TPA Piyungan sebesar 1508 m3/hari; daur ulang hasil pemulungan sebesar 8,95% dan sebagai pakan ternak sapi sebesar 0,7% dari total sampah yang masuk ke TPA Piyungan. Perencanaan perbaikan pengolahan di TPA Piyungan adalah: 1) pengomposan sebesar 120 m3/hari dan tidak mengalami peningkatan karena keterbatasan lahan yang dimiliki yaitu sebesar 8900 m2; 2) menggunakan tanah penutup sebesar 20% dari volume sampah yang telah dipadatkan dan 3) adanya faktor settlement sebesar 10% dari volume sampah setelah pemadatan. Sehingga TPA Piyungan dapat dipakai hingga tahun 2013. Bahan daur ulang anorganik yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pemulung 8,95% dari total sampah yang masuk ke TPA Piyungan. Nilai R/C ratio sebesar 3,26 dengan pendapatan Rp. 22.559 per hari, sehingga usaha pemulungan sampah di TPA Piyungan adalah layak dan memberikan keuntungan ekonomis bagi pelakunya. Usaha pengomposan sampah organik mempunyai nilai Payback Period (PP) 10,35 tahun, Net Present Value (NPV) Rp (3.045.160.885) dan Profitability Index (PI) sebesar 0,08 maka kegiatan pengomposan di TPA tidak memberikan keuntungan ekonomis karena nilai NPV adalah negatif dan PI < 1, hal ini disebabkan karena investasi lebih besar daripada pendapatan serta umur proyek yang terlalu pendek, sehingga kegiatan pengomposan di TPA Piyungan tidak dapat diterima. Agar kegiatan pengomposan dapat memberikan keuntungan dan dapat diterima, maka dapat meningkatkan bahan baku kompos dan memperpanjang umur proyek diatas 10 tahun. Biaya pembuangan akhir dengan pengolahan eksisting adalah sebesar Rp. 244.013.778 sedangkan biaya pembuangan akhir dengan adanya perbaikan pengolahan eksisting adalah sebesar Rp. 173.022.696 sehingga dapat menghemat biaya pembuangan akhir akibat adanya perbaikan pengolahan sampah di TPA Piyungan sebesar Rp 70.991.082 per tahun.