COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Putri Amalia Sholichah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Limpasan permukaan menjadi kondisi hidrologis yang berperan terhadap bencana
tanah longsor di Indonesia, salah satunya di Kecamatan Borobudur. Oleh sebab itu
kuantifikasi limpasan permukaan penting dilakukan, dengan meninjau daerah aliran
sungai (DAS) sebagai bagian dari siklus hidrologi. Kecamatan Borobudur
didominasi Sub DAS Sileng, DAS Progo yang di dalamnya terdapat area
rehabilitasi DAS oleh PT Adaro Indonesia. Area ini penting dianalisis guna
menyediakan informasi pendukung program. Pada penelitian ini, SWAT (Soil and
Water Assessment Tool) digunakan sebagai model kuantifikasi limpasan
permukaan skala DAS/sub DAS, yang perlu dikalibrasi dan divalidasi. Penelitian
ini bertujuan melakukan simulasi, kalibrasi, dan validasi model SWAT skala DAS
Progo outlet Stasiun Duwet, melakukan simulasi SWAT skala Sub DAS Sileng
dengan parameter terkalibrasi, serta mengestimasi limpasan permukaan di Sub
DAS Sileng dan area rehabilitasi DAS oleh PT Adaro Indonesia. Kalibrasi SWAT
skala DAS Progo menghasilkan kinerja baik (NSE 0,67 dan RSR 0,58), sedangkan
validasi model menghasilkan kinerja tidak memuaskan (NSE -0,06 dan RSR 1,03).
Simulasi SWAT skala sub DAS Sileng menghasilkan 35 HRU (hydrological
respons units) dengan hutan campuran (FRST) menjadi penutupan lahan terluas
yang didominasi lereng >25-40% (curam) dan >40% (sangat curam). Semak
(PAST) menjadi penutupan lahan tersempit dengan dominasi lereng >40%.
Limpasan permukaan tahunan kelas tinggi dominan di tanaman semusim lahan
kering (AGRR) serta permukiman (URBN) dengan lereng ?8% (datar) dan >8-15%
(landai) seluas 499,47 hektar. Sebaliknya, limpasan permukaan tahunan kelas
rendah dominan di hutan campuran (FRST) dengan lereng >40% seluas 694,81
hektar. Area rehabilitasi DAS oleh PT Adaro Indonesia didominasi kelas limpasan
permukaan rendah dan sedang