ABSTRAK Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Alya Kamila Hanif
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Fenomena urbanisasi terjadi semakin pesat khsuusnya pada kota-kota di negara
berkembang. Urbanisasi yang tidak dikendalikan berpotensi menyebabkan pola
pertumbuhan yang tidak berkelanjutan seperti urban sprawl. Guna mencapai tujuan
utama perencanaan dan pembangunan kota yang berkelanjutan, New Urban Agenda
(NUA) mendukung penerapan SGDs 11 dengan memprioritaskan pengelolaan
pengembangan spasial perkotaan melalui planned urban extension (PCE). Lima tahun
sejak dideklarasikannya NUA, kecenderungan urban sprawl masih terlihat di Kota
Bandung, khsusunya pada bagian timur kota. Rencana tata ruang seharusnya
mengadopsi inisiatif pada NUA yang mengandung strategi PCE. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengembangan spasial melalui ekspansi kawasan
perkotaan terencana di Kota Bandung dalam rangka mewujudkan NUA. Hasil analisis
menunjukkan rencana tata ruang Kota Bandung yang mengendalikan pengembangan
di bagian barat sesuai dengan kondisinya yang memiliki kepadatan penduduk tinggi
dan keragaman guna lahan yang heterogen. Strategi penataan ruang dalam
mendorong pembangunan di bagian timur sesuai dengan kondisinya yang memiliki
kepadatan penduduk rendah, keragaman guna lahan yang kurang heterogen, dan
tingginya poyeksi populasi baru yang perlu diakomodasi pada tahun 2035. Terakhir,
arahan pembatasan pembangunan di Kawasan Bandung Utara (KBU) sesuai dengan
kondisnya yang memiliki kepadatan penduduk sedang, fungsinya sebagai kawasan
lindung, serta topografinya yang rawan bencana. Strategi penataan ruang tersebut
diwujudkan dalam bentuk rencana struktur dan pola ruang serta teknik pengaturan
zonasi yang merupakan bagian dari rencana tata ruang