digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di era pandemi COVID-19, penggunaan masker merupakan kewajiban yang perlu dipenuhi semua masyarakat untuk mencegah tersebarnya virus. Pada tahun 2020-2021 saja, telah terdapat limbah medis sebanyak 18.460 ton. Banyaknya limbah masker ini mendorong pentingnya untuk dilakukan proses daur ulang. Masker yang umum digunakan oleh masyarakat adalah masker medis (surgical face mask) berbahan dasar polipropilena (PP). PP merupakan plastik yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki sifat yang unggul dan dapat diterapkan pada beragam aplikasi dengan harga yang relatif murah. Salah satu produk yang dapat dibuat dari PP adalah benang untuk dijadikan kain. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kain sepatu dari benang yang berbahan dasar blending PP limbah masker medis dengan PP virgin dan benang katun. Blending PP dilakukan karena terdapat penurunan sifat pada PP limbah masker medis berdasarkan pengujian melt flow rate (MFR). Terdapat 3 variasi benang berbahan dasar PP yang dibuat. Variasi tersebut memiliki perbadaan %wt PP limbah masker medis (10-30%). Benang dibuat menggunakan mesin melt-spinning dengan rentang temperatur pemrosesan 215-225?C. Benang yang dihasilkan kemudian diuji nomor benang serta kekuatan tariknya. Setelah benang dihasilkan, dibuat kain dengan pola anyaman tenun polos dari benang PP dan benang katun dengan nomor benang Ne 7. Kain yang dihasilkan kemudian diuji kekuatan tarik, kekuatan sobek dan sudut kontak. Berdasarkan data yang diperoleh, kain dengan komposisi 10-20 %wt PP limbah memenuhi SNI 08-1793-1990 (Kain Tenun untuk sepatu). Dalam upaya mengurangi limbah yang ada, limbah masker medis berbasis polipropilena dapat diolah sebagai kain untuk sepatu sesuai dengan SNI.