digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Radeywa Prama Emran.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Sampah plastik:, yang merupakan krisis lingkungan global, juga berdampak pada Indonesia, dimana 6,8 juta ton sampah plastik dihasilk.an pada tahun 2017, dengan peningkatan tahunan sebesar 5%. Botol PET (Polyethylene Terephthalate ), yang merupakan 12% dari seluruh produk plastik. biasanya digunakan untuk minuman. Penelitian ini mengevaluasi kelayakan program daur ulang botol plastik: di Kampus ITB Ganesha bekerja sama dengan PT X untuk meningkatkan upaya penge1olaan dan daur ulang sampah. Untuk mengetahui potensi timbulnya boto1 plastik, penelitian ini menggunakan sampling timbulan dan menemukan bahwa IPS T Sabuga saat ini menangani pengelo1aan sampah di seluruh gedung kampus, dengan rata-rata timbulan sampah harlan sebesar 1.56 ton, termasuk 1.63 ton botol plastik PET setiap bulannya. Berdasarkan pengamatan terhadap skema yang ada dari PT X dan mitranya, maka dipertimbangkan dua skenario yang dapat diterapkan di IPST Sabuga: Skenario 1, dimana IPST Sabuga berfungsi sebagai Collection Center, dan Skenario 2, membayangkannya sebagai Collection Partner. Analisis kelayakan menunjukkan bahwa Skenario 1 lebih memberatkan secara teknis dan lebih tidak layak secara ekonomi dengan Benefit-Cost Ratio (BCR) yang lebih rendah dibandingkan Skenario 2. Meskipun Skenario 1 mengurangi luas penggunaan ruang TP A, emisi C02 yang lebih rendah pada Skenario 2 tetap menjadikannya pilihan yang masuk aka1 untuk solusi C02 berkelanjutan. Kedua skenario berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja, namun Skenario 1 berpotensi menghasilkan 8 posisi tambahan lebih dibandingkan scenario 2. Tetrapi, keduanya mempunyai kemungkinan untuk mengganggu sektor daur ulang informal yang exksisting. Riset ini merkomendasikan Skenario 2 sebagai Collection Partner, yang menyeimbangkan faktor teknis, ekonomi, dan lingkungan. Pilihan tersebut bertujuan untuk pendekatan yang paling layak dan berkelanjutan, dengan mengutamakan kemandirian ekonomi di masa kedepannya. Terakhir, penelitian ini juga menyarankan bahwa desain pengumpulan botol plastik: dalam skenario yang dipilih berfokus pada penempatan tempat sampah daur ulang secara strategis di lantai dasar dan juga direkomendasikan untuk menentukan tempat sampah khusus untuk botol plastik berdasarkan preferensi masyarakat.