Meningkatnya kegiatan perjalanan komuter dapat menimbulkan berbagai masalah,
salah satunya adalah masalah transportasi, diikuti tingginya biaya kebutuhan hidup
di DKI Jakarta menyebabkan sebagian penduduknya memilih bertempat tinggal di
pinggiran Jakarta (Bodetabek), salah satunya Kota Tangerang Selatan, dengan
pergerakan harian pekerja komuter menyebabkan kemacetan, terutama pada jam
sibuk, hal ini menjadi latar belakang permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan
penelitian ini untuk memodelkan sejauh mana pemilihan moda akses (feeder)
menuju stasiun atau halte dari pelaku perjalanan komuter yang berasal dari Kota
Tangerang Selatan menuju pusat Kota DKI Jakarta berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi komuter yaitu sikap, perspektif dan ketersediaan moda.
Pengumpulan data melalui survei lapangan yakni terdiri dari bagian karakteristik
sosio-ekonomi, karakteristik perjalanan, pernyataan sikap individu terhadap
aktivitas komuter, dan eksperimen stated preference. Total 1560 observasi
terkumpul melalui survei lapangan.
Pertama-tama, variabel persepsi yang berpengaruh terhadap pilihan moda yaitu
sikap, perspektif dan ketersediaan moda diidentifikasi melalui exploratory factor
analysis. Berdasarkan hasil pemodelan yang telah dilakukan menggunakan aplikasi
Biogeme, model yang dinilai paling baik dan digunakan dalam penelitian ini adalah
multinomial logit. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
moda perjalanan dan atribut alternatif SP yang ditawarkan sebagai alternatif pilihan
kemudian dihitung dalam model masih terdapat hasil yang signifikan para pelaku
perjalanan komuter memilih kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil) sebagai moda
akses (feeder) perjalanan menuju stasiun atau halte terdekat.