Pit C2HS adalah salah satu Pit di Sambarata Mine Operation (SMO) yang
merupakan salah satu area operasional penambangan terbuka milik PT. Berau
Coal. Pit ini ditargetkan memproduksi batubara sebesar 5,915,000 MT selama 3
tahun (2023-2025).
Saat ini aktivitas penambangan di Pit C2HS terus bergeser yang menyebabkan
jarak angkut antara lokasi penggalian batuan penutup (front loading) dengan area
penumpukan (front disposal) menjadi semakin jauh, dimana hal ini akan
berdampak terhadap peningkatan operating cost atau biaya penambangan
batubara secara keseluruhan (cost/tones). Satu-satunya alternative yang bisa
dilakukan untuk memperpendek jarak angkut ini adalah membangun jalan akses
baru dan konstruksi jembatan yang melintasi sungai Sambarata. Faktor utama
yang perlu diperhatikan adalah bahwa proyek ini menggunakan skema membangun
dan mengoperasikan konstruksi jembatan hanya dalam kurun waktu 2,5 tahun saja
(2023-2025) mengingat izin konsesi penambangan yang diberikan pemerintah
Republik Indonesia kepada PT. Berau Coal hanya sampai 2025, artinya investasi
ini harus mampu menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal (cost of
capital) sebelum kontrak berakhir. Oleh karena itu, keputusan investasi harus
melalui analisis parameter keekonomian yang komprehensif agar proses
pengambilan keputusan menjadi tepat.
Untuk mengukur kondisi bisnis, kerangka PESTLE digunakan untuk mengetahui
pengaruh faktor eksternal terhadap lingkungan bisnis, sedangkan untuk analisis
kemampuan internal perusahaan dilakukan dengan identifikasi tangible dan
intangible resource perusahaan.
Capital Budgeting digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek secara
finansial termasuk juga analisa sensivitas terhadap beberapa parameter ekonomi
juga dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang memberikan dampak
signifikan terhadap keekonomian proyek.