digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Septian Hafidz Arya Yudha
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Septian Hafidz Arya Yudha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia direncakan dibangun di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Namun, ada kendala dari keberterimaan masyarakat di wilayah tersebut karena minimnya wawasan dan pemahaman masyarakat tentang nuklir. Masyarakat setuju dengan catatan, adanya jaminan keamanan dan keselamatan dari kehadiran PLTN di wilayah tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi dampak radiologi dari dispersi radionuklida di udara adalah faktor meteorologi. Kondisi angin di Kalimantan Barat memiliki kemungkinan untuk dipengaruhi fenomena angin lokal ataupun angin global. Oleh karena itu akan dilakukan simulasi model dispersi radionuklida di wilayah tersebut. Data yang digunakan adalah data observasi dari Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah untuk mencari sampel hari dengan berbagai kondisi angin, data FNL dengan resolusi 1ºx1º akan digunakan sebagai input pada model WRF, dan data observasi Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio akan digunakan untuk memverifikasi model WRF. Selanjutnya hasil keluaran model angin WRF akan digunakan sebagai input data pada CALPUFF. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran radionuklida di udara dari calon tapak PLTN pada operasi normal memiliki radius terdekat 5-12 km dan radius terjauh mencapai 35 km dari calon tapak PLTN. Konsentrasi sebaran zat radioaktif yang dilepaskan oleh calon tapak PLTN Kalimantan barat masih tergolong rendah dan tidak berpotensi untuk membahayakan manusia dan lingkungan di sekitar wilayah PLTN pada jarak yang cukup dekat.