ABSTRAK Sherina Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Daerah penelitian terletak di Desa Botteng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kabupaten
Mamuju memiliki tingkat laju paparan radiasi alamiah tertinggi melebihi area lainnya di
Indonesia. Penelitian menggunakan 20 sampel tanah yang diambil secara langsung dari Desa
Botteng, Kabupaten Mamuju. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis, jumlah,
dan persebaran aktivitas radionuklida alamiah pada sampel tanah, menentukan dosis paparan
dan dosis efektif tahunan, serta menganalisis dampak paparan radiasi terhadap lingkungan
di daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran alat detektor gamma
spektrometer High Purity Germanium (HPGe) untuk mengetahui nilai radiasi dan perangkat
lunak Environmental Risk from Ionising Contaminants: Assessment and Management
(ERICA Tools) untuk menganalisis dampak paparan radiasi terhadap lingkungan.
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui bahwa sampel tanah mengandung radionuklida
²²?Ra, ²³²Th, dan ??K dengan jumlah masing-masing 24.790 Bq/kg, 2.421 Bq/kg, dan 434
Bq/kg. Nilai ini tergolong tinggi dan berada di atas batas ambang kandungan unsur ²²?Ra,
²³²Th, dan ??K menurut standar International Atomic Energy Agency (IAEA) tahun 2014.
Analisis persebaran paparan radiasi dilakukan dengan menginterpolasikan data
radioaktivitas pada tanah dengan kondisi litologi daerah penelitian dilakukan menggunakan
metode Inverse Distance Weighted (IDW) dengan asumsi bahwa setiap titik berpengaruh
terhadap titik yang ada di sekitarnya. Tanah pelapukan dari litologi Breksi Tapalang
menghasilkan paparan radiasi alamiah yang tinggi. Paparan radiasi yang tinggi pada litologi
Breksi Tapalang disebabkan oleh kandungan unsur radioaktif yang terbentuk dari aktivitas
vulkanisme berkomposisi alkalin. Dosis efektif tahunan yang dihitung berkisar dari 3 mSv
hingga 73 mSv, dimana dosis radiasi rata-rata tahunan di dunia adalah 2,4 mSv. Tingkat
radionuklida yang tinggi di dalam tanah berisiko tinggi membahayakan organisme sekitar.