digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gn. Merapi merupakan gunungapi aktif tipe stratovolkano yang berada di Jawa Tengah dengan periode ulang letusan yang relatif pendek. Sejak awal abad ke-20, Gn. Merapi telah mengalami 22 kali erupsi yang menghasilkan aliran piroklastik akibat runtuhnya kubah lava. Pada penelitian ini diterapkan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) yang memanfaatkan data mikrotremor 3 komponen untuk mengetahui distribusi frekuensi dominan dari struktur geologi bawah permukaan di sekitar Gn. Merapi dan Merbabu. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara struktur geologi dangkal dan mikrotremor di sekitar lingkungan vulkanik dengan memetakan ketebalan endapan vulkanik berdasarkan profil kecepatan gelombang S (Vs). Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data mikrotremor 53 stasiun seismik broadband dari jaringan DOMERAPI. Untuk penelitian tesis ini, digunakan data mikrotremor dengan durasi perekaman selama ±1 jam dalam rentang waktu 2013 – 2015. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan dari perangkat lunak GEOPSY untuk mendapatkan penampang kurva H/V. Parameter penting yang dihasilkan dari metode HVSR ialah frekuensi natural (f0) dan amplifikasi (A0). Selanjutnya, dilakukan proses inversi terhadap kurva H/V dengan menggunakan bantuan dari perangkat lunak DINVER. Proses inversi yang dilakukan dapat memberikan informasi mengenai profil Vs di bawah permukaan Gn. Merapi dan Merbabu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai f0 terendah sebesar 0,6 Hz berada pada stasiun ME06 dan f0 tertinggi sebesar 14,0 Hz berada pada stasiun ME04. Dari hasil inversi dapat terlihat bahwa nilai Vs30 bervariasi, yaitu sebesar 198,471 – 718,234 m/s, dengan dominasi kelas tanah C dan D yang cenderung lunak. Stasiun ME04 yang berada di wilayah Kebrok memiliki nilai f0 dan Vs30 yang paling tinggi, sehingga wilayah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai wilayah dengan endapan sedimen yang tipis dengan dominasi batuan keras.