digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR Mahmudah Budiatiningsih
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

2021_TS_PP_ MAHMUDAH_BUDIATININGSIH LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» ITB

2021_TS_PP_ MAHMUDAH_BUDIATININGSIH JURNAL.pdf ]
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» ITB

Indonesia merupakan negara rawan bencana sekaligus sebagai salah satu negara tujuan wisata dunia. Banyak daya tarik wisata yang terletak pada kawasan yang rawan terjadinya bencana seperti pantai dan gunung yang rawan terjadi tsunami dan erupsi gunung api. Salah satu destinasi wisata rawan bencana adalah kawasan wisata Gunung Merapi di Sleman, DIY. Sektor pariwisata di sekitar Gunung Merapi semakin meningkat pasca erupsi besar Gunung Merapi pada tahun 2010, bahkan menjadi salah satu sumber pendapatan utama masyarakat setempat. Jumlah pengunjung kawasan rawan bencana yang tinggi dan potensi ancaman erupsi yang mengintai sewaktu-waktu menjadikan pengunjung berada pada risiko tinggi saat terjadi bencana, terlebih jika pengunjung tidak memiliki kesadaran terhadap bencana. Oleh karenanya, penelitian mengenai sadar bencana pengunjung kawasan wisata rawan bencana Gunung Merapi menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat sadar bencana pengunjung terhadap erupsi gunung api di kawasan rawan bencana Gunung Merapi Kabupaten Sleman DIY. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode pengambilan data dilakukan dengan studi literatur dan survei. Studi literatur dilakukan untuk menghimpun data sekunder terkait konsep pariwisata dan kebencanaan melalui tinjauan pustaka dan tinjauan kebijakan. Sedangkan survei dilakukan untuk memperoleh data primer melalui tes pengetahuan bencana pengunjung. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar tes pengetahuan yang terdiri atas 41 butir soal. Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung destinasi wisata di KRB II dan KRB III Gunung Merapi. Jumlah sampel sebanyak 123 responden dan diperoleh dengan convenience sampling yaitu berdasarkan ketersediaan data yang dapat diakses peneliti karena penelitian dilakukan pada saat pandemi Covid-19 dan Gunung Merapi sedang berstatus siaga. Analisis data dilakukan melalui analisis instrumen, analisis deskriptif tingkat pengetahuan bencana, dan analisis hubungan antara pengetahuan bencana dengan karaktersitik pengunjung. Analisis intrumen meliputi validitas, reliabilitas dan indeks kesukaran item. Uji validitas dilakukan melalui validitas konten dan validitas konstruk oleh ahli dan dilanjutkan dengan validitas lapangan. Pengujian validitas, reliabilitas, indeks kesukaran item, dan indeks kemampuan dilakukan dengan menggunakan iii model Rasch dalam software Quest. Analisis deskriptif dilakukan dengan penyajian interpretasi tingkat pengetahuan bencana pengunjung. Selanjutnya dilakukan analisis tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan bencana dengan karakteristik pengunjung menggunakan software IBM SPSS Statistics 26. Analisis instrumen menunjukkan bahwa semua butir soal dinyatakan valid karena seluruh item dinyatakan fit dengan model Rasch, yaitu sebaran nilai INFTT MNSQ berada di antara 0,77 – 1,30. Instrumen juga dinyatakan reliabel dengan nilai reliabilitas butir soal 0,96 yang termasuk kategori istimewa. Indeks kesukaran item juga menunjukkan distribusi ideal yaitu terdapat item soal sangat mudah, mudah, sedang, sulit, dan sangat sulit. Indeks kemampuan kognitif pengunjung juga menunjukkan distribusi ideal dimana terdapat responden dengan tingkat kemampuan sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan bencana pengunjung berada pada tingkat sedang, maka dapat disimpulkan bahwa sadar bencana pengunjung kawasan wisata rawan bencana Gunung Merapi pada tingkat sedang. Pengunjung memiliki pengetahuan yang cukup terkait penyebab, ancaman, dampak, tanda-tanda terjadinya erupsi gunung api dan mengetahui tempat aman saat penyelamatan diri. Pengunjung juga cukup mengenali kawasan wisata yang rawan bencana, namun pengetahuan untuk melakukan penyelamatan diri saat terjadi kodisi tanggap darurat masih rendah. Pengunjung juga menunjukkan pengetahuan rendah untuk dapat menentukan hal-hal yang dibutuhkan saat tanggap darurat. Berdasarkan analisis tabulasi silang, hanya variabel keterlibatan dalam pelatihan kesiapsiagaan/ simulasi menghadapi bencana yang memiliki hubungan dengan pengetahuan bencana pengunjung dengan nilai Sig. 0.015 dan nilai Spearman Correlation 0.218. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan searah antara pengetahuan bencana dengan keterlibatan pengunjung dalam pelatihan kesiapsiagaan/ simulasi menghadapi bencana.