Gn. Tangkuban Parahu merupakan gunungapi aktif tipe stratovolkano berada di Jawa
Barat, yang memiliki letusan preatik. Sejak awal abad ke-19, Gn. Tangkuban Parahu
telah mengalami 22 kali peningakatan aktivitas, berupa terbentuknya fumarole,
peningkatan seismisitas, dhingga terjadi letusan. Rangkaian aktivitas vulkanik yang
terjadi pada tahun 2013 dan 2019 diduga berkontribusi terhadap ketebalan sedimen
dikasawan gunung Tangkuban Parahu. Pada penelitian ini diterapkan metode HVSR
(Horizontal to Vertical Spectral Ratio) yang memanfaatkan data mikrotremor 3
komponen untuk mengetahui distribusi frekuensi dominan dari struktur geologi bawah
permukaan di sekitar Gn. Tangkuban Parahu. Penelitian ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara struktur geologi dangkal dan
mikrotremor di sekitar lingkungan vulkanik dengan memetakan ketebalan endapan
vulkanik berdasarkan profil kecepatan gelombang S (Vs). Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data mikrotremor 30 stasiun seismik yang terdiri dari 5
stasiun seismik broadband dan 25 stasiun seismik temporer. Untuk penelitian tesis ini,
digunakan data mikrotremor dengan durasi perekaman selama ± 24 jam dalam rentang
waktu akhir 2021 – awal 2022. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
bantuan dari perangkat lunak GEOPSY untuk mendapatkan penampang kurva H/V.
Parameter penting yang dihasilkan dari metode HVSR ialah frekuensi natural (f0) dan
amplifikasi (A0). Proses inversi yang dilakukan dapat memberikan informasi mengenai
profil Vs di bawah permukaan Gn. Tangkuban Parahu. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai f0 terendah sebesar 1,15673 Hz berada pada stasiun TPB1
dan f0 tertinggi sebesar 10,9398 Hz berada pada stasiun TPA4. Dari hasil inversi,
terlihat nilai Vs30 bervariasi, berkisar antara 171,716 m/s – 332,749 m/s, dengan
batuan tipe D (yang dideskripsikan sebagai tanah sedang) mendominasi dengan 29
stasiun dan satu stasiun memiliki batuan tipe E yang dideskripsikan sebagai tanah
lunak.