COVER _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Bara Andre Fernanda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN _ Bara Andre Fernanda.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Per tahun 2021, kebutuhan energi secara global meningkat dan diprediksi terjadi peningkatan kebutuhan energi di tahun 2045 terutama kebutuhan energi berbahan bakar fosil. Kontributor utama lonjakan kebutuhan adalah negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Meningkatnya kebutuhan akan energi berbahan bakar fosil meningkatkan aktivitas konstruksi sistem pipa penyalur secara masif di berbagai daerah di Indonesia. Peningkatan interaksi pipa penyalur dengan lingkungan berdampak pada besarnya risiko dan konsekuensi yang harus diterima jika sewaktu-waktu pipa penyalur mengalami kegagalan.
Tugas akhir ini berisikan studi kasus berupa kajian risiko untuk pipa penyalur lepas yang menyalurkan gas dari Platform NGLB menuju ORF (Oil Receive Facility) Cilamaya sejak tahun 1975 Kajian risiko akan mengacu pada kajian dikembangkan oleh Kent W. Muhlbauer di tahun 2015 yang sudah dimodifikasi.
Dari hasil kajian risiko untuk 16 segmen sepanjang pipa penyalur, diperoleh 12 segmen yang tidak memenuhi kriteria ALARP (as low as reasonably practiceable), sehingga diperlukan pemberian rekomendasi guna menurunkan nilai risiko untuk mencapai kondisi ALARP. Selain itu, studi akan dilanjutkan dengan analisis kekuatan sisa dan umur sisa untuk pipa terkorosi dengan referensi mengacu pada DNVGL-RP-F101. Korosi yang tersebar di seluruh segmen dapat disimpulkan aman untuk terus beroperasi setelah melewati analisis kekuatan sisa dengan nilai minimum sebesar 12,29MPa dan 14,77MPa. Dari lima korosi eksternal dan internal teratas, umur sisa masih dikatakan cukup panjang dengan perolehan 18 tahun dan 45 tahun berturut-turut.