Indonesia, dengan demografi lebih dari 200 juta penduduk dan masuk dalam ekonomi
terbesar ke-16 dunia pada tahun 2020, kini menjadi salah satu industri logistik dengan
prospek terbaik di kawasan. Industri logistik Indonesia berkembang pesat dalam beberapa
tahun terakhir sebagai hasil dari sejumlah besar perjanjian perdagangan, pembangunan
berkelanjutan dalam infrastruktur transportasi, semakin berkembangnya e-commerce, dan
meningkatnya daya beli masyarakat. Industri ini memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi negara namun masih menghadapi banyak tantangan.
Sebagaimana dijelaskan dalam PERPRES Cetak Biru Nasional Pengembangan Sistem
Nasional Logistik (2012), sumber daya manusia yang bekerja di bidang logistik baik kualitas
maupun kuantitasnya masih rendah, dan persoalan ini tidak dapat diabaikan lagi.
Studi ini menyajikan model penelitian dan merumuskan enam hipotesis untuk menyelidiki
apa dan bagaimana tiga praktik sumber daya manusia terhadap peningkatan dua kompetensi
logistik dan rantai pasokan di industri logistik Indonesia. Data dari 61 perusahaan penyedia
layanan logistik di Indonesia terhadap survei kuesioner pada tahun 2022 diuji menggunakan
analisis regresi berganda hierarki dengan menggunakan variabel pengendali seperti ukuran
perusahaan, pengalaman di industri logistik, cakupan geografis, dan sumber daya teknologi,
informasi, dan komunikasi.
Regresi berganda hierarki mengungkapkan dampak praktik sumber daya manusia terhadap
kompetensi logistik dan rantai pasokan menurut hipotesis penelitian bervariasi. Temuan
analisis regresi hierarki mengkonfirmasi tiga hipotesis sebagai positif dan signifikan, yang
konsisten dengan hipotesis penelitian, tetapi tidak dengan lainnya. Di antara ketiga variabel
praktik sumber daya manusia, recruitment and selection, serta reward management hanya
ditemukan memiliki pengaruh positif yang signifikan pada kompetensi agility. Sedangkan
training and development berpengaruh positif signifikan hanya dengan kompetensi
distribution support. Hasil hipotesis ini menunjukkan bahwa praktik sumber daya manusia
saat ini di industri logistik Indonesia memiliki efek beragam pada peningkatan atau
pengembangan kompetensi logistik dan rantai pasokan.
Studi tentang dampak dari praktik reward management dan kompetensi logistik dan rantai
pasokan masih awal. Namun, hasil hipotesis di atas menunjukkan reward management
memiliki efek positif yang signifikan pada kompetensi agility bertentangan dengan temuan
penelitian sebelumnya oleh Ding et al. (2015), yang menemukan bahwa reward management
memiliki dampak negatif pada peningkatan kompetensi logistik dan rantai pasokan.
Hasil tak terduga dari reward management memiliki pengaruh positif yang signifikan pada
kompetensi agility, mengungkapkan bahwa di Indonesia, LSP memprioritaskan manajemen penghargaan individu daripada manajemen penghargaan tim. Manajemen penghargaan
individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi agility, meskipun dianggap
sebagai kompetensi logistik dan rantai pasokan yang berbasis tim.
Hal ini terkait dengan realitas layanan bisnis perusahaan logistik Indonesia yang menurut
PERPRES (2012) sebagian besar menyediakan layanan logistik dasar. Hanya sebagian kecil
dari LSP ini yang menawarkan jasa value-added. Perusahaan logistik di Indonesia cenderung
didominasi oleh layanan dasar daripada layanan value-added yang membutuhkan kerjasama
tim antar karyawan yang kuat. Maka dari itu, ini menunjukkan bahwa di Indonesia,
perusahaan logistik lebih banyak menerapkan konsep manajemen penghargaan individu
daripada manajemen penghargaan tim karena tingkat layanan mereka masih bergantung pada
upaya individu sehingga memerlukan manajemen penghargaan individu yang efektif dan
menarik daripada manajemen penghargaan berbasis tim.
Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan landasan pengetahuan untuk mengatasi
tantangan yang timbul dari kurangnya jumlah dan kualitas pekerja terampil di sektor logistik
Indonesia. Selain itu, penelitian ini akan membantu memperluas pengetahuan tentang
efektivitas praktik sumber daya manusia terhadap kinerja logistik dan rantai pasokan,
khususnya di negara berkembang.