digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nusa Penida merupakan daerah yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Klungkung. Daerah Nusa Penida memiliki wilayah perairan yang ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Salah satu permasalahan yang dihadapi daerah KKP Nusa Penida, yaitu adanya sampah laut yang mendiami maupun terdampar di perairan tersebut. Sampah laut tersebut terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya bentuk makro dan mikro, dengan jenis yang dominan ditemukan berupa sampah plastik. Dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi partikel makroplastik maupun mikroplastik yang disimulasikan secara backward dan forward, dengan berfokus pada daerah KKP Nusa Penida. Kajian ini menggunakan pemodelan Finite Volume Community Ocean Model (FVCOM). Validasi dilakukan pada beberapa data, yaitu elevasi pasang surut (pasut), komponen kecepatan arus, dan pergerakan partikel. Dari hasil perbandingan antara data model dan data observasi pasut menunjukkan pola dan elevasi yang hampir serupa dengan nilai korelasi mencapai 0,9 dan koefisien determinasi sebesar 0,8. Selanjutnya, untuk analisis error diperoleh nilai RMSE sebesar 0,05 m dan Index Willmott sebesar 0,96. Berdasarkan hasil validasi komponen arus, diperoleh nilai korelasi untuk komponen ???? dan komponen ???? masing-masing adalah 0,93 dan 0,96. Kemudian, dalam perhitungan koefisien determinasi diperoleh 0,87 dan 0,92. Pada analisis error, diperoleh RMSE untuk komponen ???? dan komponen ???? masing-masing adalah 0,21 m/s dan 0,07 m/s, sedangkan dalam perhitungan Index Willmott diperoleh nilai masing-masing untuk komponen ???? dan komponen ???? mencapai 0,65 dan 0,81. Pada validasi pergerakan partikel yang telah dilakukan, dihasilkan pola yang hampir serupa antara data model dan data observasi. Namun, data model memiliki keterlambatan pergerakan hampir 5 jam dari data observasi. Secara umum, data model pasut, arus dan pergerakan partikel dapat merepresentasikan data di lapangan. Model pergerakan partikel makro sangat dipengaruhi oleh kondisi angin musiman dan kondisi arus permukaan. Sama halnya seperti partikel makro, untuk partikel mikro juga dipengaruhi oleh keadaan angin musiman dan arus permukaan. Selain itu, partikel mikro juga dipengaruhi oleh arus permukaan dan settling velocity yang mengakibatkan partikel lebih mudah tenggelam dibandingkan partikel makro, kondisi ini mengakibatkan partikel mikro memiliki pola pergerakan yang sedikit berbeda dengan partikel makro. Dalam analisis partikel secara backward, diketahui partikel makro bersumber dari Provinsi Kalimantan Selatan (22,48%), Jawa Timur (1,84%), dan Bali (18,21%). Sementara, untuk partikel mikro bersumber dari Provinsi Jawa Tengah (9,86%), Jawa Timur 8,46%), dan Bali (1,60%). Dalam analisis musiman, kerapatan partikel tertinggi berada pada area barat, utara dan timur Nusa Penida. Sementara, untuk area waktu lama tinggal partikel secara musiman secara konsisten berada pada area barat daya hingga bagian tenggara dari Nusa Penida.