Populasi bus di Indonesia kian bertambah setiap tahun. Dalam rentang tahun 2015
sampai dengan 2019, terdapat kenaikan jumlah bus sebesar 3,34% di Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa bus merupakan moda transportasi yang masih
diminati oleh masyarakat. Namun, pertumbuhan populasi bus juga diikuti dengan
jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus. Kecelakaan terguling
merupakan kecelakaan bus yang mengakibatkan korban jiwa dan cedera berat
dibandingkan dengan jenis kecelakaan lainnya. UNECE R66 merupakan standar
mengenai kecelakaan terguling bus yang telah banyak diimplementasikan,
khususnya di Eropa. Namun, standar ini masih belum diadopsi di Indonesia
sehingga aspek keselamatan bus-bus di Indonesia terhadap kecelakaan terguling
perlu diperhatikan. Telah banyak penelitian mengenai keselamatan bus dari
kecelakaan terguling, tetapi fokus penelitian lebih banyak tertuju pada perspektif
kekuatan struktur. Selain itu, simulasi kecelakaan terguling bus biasanya
memerlukan waktu komputasi yang cukup panjang yang disebabkan oleh jumlah
elemen yang banyak dan definisi kontak yang rumit. Dalam tesis ini, kecelakaan
terguling bus berdasarkan UNECE R66 akan disimulasikan dengan menggunakan
dummy penumpang. Dummy 50th Percentile Male Hybrid III yang ukurannya telah
disesuaikan dengan ukuran laki-laki Indonesia akan digunakan sebagai model
penumpang. Beberapa penyederhanaan simulasi akan dilakukan, antara lain
dengan menghapus bagian-bagian bus yang tidak relevan terhadap cedera
penumpang, menggunakan material rigid, dan menggunakan elemen beam dengan
tetap memastikan bahwa pergerakan superstruktur bus dapat menggambarkan
pergerakan pada model aslinya. Cedera kepala, leher, dan dada akan dievaluasi
dan dibandingkan antara satu model dengan lainnya. Penyederhanaan ini
ditujukan untuk mengurangi waktu komputasi simulasi dan nantinya akan
membantu dalam proses desain superstruktur bus.