ABSTRAK Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Indira Shakina Ramadhani
PUBLIC Yoninur Almira
LAMPIRAN Indira Shakina Ramadhani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Sebagai konsekuensi beralihnya praktik city branding ke bentuk partisipasi publik
dan domain perencanaan wilayah dan kota, mendorong keberhasilan penerapan city
branding untuk perlu memerhatikan dan mencapai penerimaan sosial. Di era digital
saat ini, media sosial memberikan peluang dalam memahami kondisi penerimaan
terhadap branding yang dilakukan dengan lebih mudah, tanggap, dan reaktif. Kota
Bandung memiliki tingkat penggunaan media sosial yang tinggi dan telah
menerapkan city branding ke dalam beberapa identitas. Adanya risiko penolakan
dari keberjalanan praktik city branding Smart City dan Tematik Kota Bandung saat
ini mendorong kebutuhan dalam memahami kondisi penerimaan sosial terhadap
praktik city branding yang telah berjalan di Kota Bandung selama ini. Namun, saat
ini belum ada kajian empirik yang mendefinisikan penerimaan sosial secara
ekstensif dan komprehensif, terlebih lagi dengan menggunakan pendekatan media
sosial sebagai alat yang dapat diandalkan untuk mengetahui dinamika perkotaan
secara tanggap dan reaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
penerimaan sosial terhadap city brand sebagai upaya mendorong kesuksesan upaya
penerapan city branding di Kota Bandung melalui pendekatan media sosial mixedmethods. Hasil penelitian ini merumuskan sembilan variabel dan empat belas
indikator dalam menilai penerimaan sosial city brand melalui media sosial. Dengan
mengetahui karakteristik setiap komponen variabel penerimaan sosial terhadap city
brand Kota Bandung, dapat diidentifikasi derajat penerimaan berada pada
penerimaan sedang yang berada dalam rentang risiko perubahan sikap serta tingkat
penerimaan yang baru mencapai pada tingkat sikap.