Pesanan produksi tidak dapat diselesaikan sesuai jadwal produksi jika terdapat
kendala dalam proses produksi antara lain seperti ketidaktersediaan perkakas pada
saat dibutuhkan. Persentase aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue-
added ) dan aktivitas yang menyebabkan waktu tunggu (delay) berdasarkan
pemetaan aktivitas proses untuk sistem peminjaman perkakas adalah sebesar 57%.
Aktivitas non-value-added dan delay ini menyebabkan penyelesaian produk tidak
dapat memenuhi jadwal produksi. Salah satu penyebab jadwal produksi tidak
terpenuhi adalah karena sistem pengelolaan perkakas yang buruk. Sistem
pengelolaan perkakas yang buruk disebabkan oleh perencanaan kebutuhan, sistem
persediaan, dan kontrol terhadap distribusi perkakas yang buruk yang berdampak
pada ketersediaan perkakas. Sistem pengelolaan perkakas yang buruk tidak hanya
berpengaruh pada ketersediaan perkakas tangan tetapi juga terhadap pergerakan
operator. Semakin banyak operator melakukan pergerakan, semakin banyak
pesanan yang tidak tercapai. Penerapan konsep Industry 4.0 dapat digunakan untuk
memperbaiki permasalahan pada sistem pengelolaan perkakas. Konsep Industry 4.0
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa cyber physical system. Melalui
cyber physical system dibuat model-model virtual, yang akan mempermudah dalam
mendapatkan data-data secara real time, data-data tersebut akan diolah menjadi
sebuah informasi yang dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan.
Penerapan konsep cyber physical system dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara
membuat model virtual seperti model basis data, memberikan identitas pada setiap
perkakas yang akan di distribusikan dan melakukan proses pemindaian untuk setiap
perkakas yang akan di distribusikan sebagai proses pengumpulan data secara real
time. Konsep teknologi cyber physical system ini, akan mempermudah operator
perkakas dalam mengendalikan distribusi perkakas dengan hanya mendeteksi
keberadaan perkakas melalui sistem yang dibuat tanpa melihat secara langsung
keberadaan fisik perkakas tersebut. Sistem pengelolaan perkakas ini diharapkan
dapat membawa perubahan yang lebih baik seperti strategi perencanaan untuk
memastikan bahwa perkakas tersedia saat dibutuhkan dan dengan jumlah yang
sesuai kebutuhan, sistem persediaan, dan kontrol distribusi perkakas ke operator
yang lebih baik serta prosedur sistem peminjaman perkakas yang lebih sederhana.
Manfaat lain dari penerapan konsep Industry 4.0 dalam sistem pengelolaan
perkakas juga berdampak pada pengurangan aktivitas non-value-added dan delay
dalam proses peminjaman perkakas.