digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Laulia Ariyani Rangkuti
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pesanan produksi tidak dapat diselesaikan sesuai jadwal produksi jika terdapat kendala dalam proses produksi antara lain seperti ketidaktersediaan perkakas pada saat dibutuhkan. Persentase aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue- added ) dan aktivitas yang menyebabkan waktu tunggu (delay) berdasarkan pemetaan aktivitas proses untuk sistem peminjaman perkakas adalah sebesar 57%. Aktivitas non-value-added dan delay ini menyebabkan penyelesaian produk tidak dapat memenuhi jadwal produksi. Salah satu penyebab jadwal produksi tidak terpenuhi adalah karena sistem pengelolaan perkakas yang buruk. Sistem pengelolaan perkakas yang buruk disebabkan oleh perencanaan kebutuhan, sistem persediaan, dan kontrol terhadap distribusi perkakas yang buruk yang berdampak pada ketersediaan perkakas. Sistem pengelolaan perkakas yang buruk tidak hanya berpengaruh pada ketersediaan perkakas tangan tetapi juga terhadap pergerakan operator. Semakin banyak operator melakukan pergerakan, semakin banyak pesanan yang tidak tercapai. Penerapan konsep Industry 4.0 dapat digunakan untuk memperbaiki permasalahan pada sistem pengelolaan perkakas. Konsep Industry 4.0 yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa cyber physical system. Melalui cyber physical system dibuat model-model virtual, yang akan mempermudah dalam mendapatkan data-data secara real time, data-data tersebut akan diolah menjadi sebuah informasi yang dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan. Penerapan konsep cyber physical system dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat model virtual seperti model basis data, memberikan identitas pada setiap perkakas yang akan di distribusikan dan melakukan proses pemindaian untuk setiap perkakas yang akan di distribusikan sebagai proses pengumpulan data secara real time. Konsep teknologi cyber physical system ini, akan mempermudah operator perkakas dalam mengendalikan distribusi perkakas dengan hanya mendeteksi keberadaan perkakas melalui sistem yang dibuat tanpa melihat secara langsung keberadaan fisik perkakas tersebut. Sistem pengelolaan perkakas ini diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik seperti strategi perencanaan untuk memastikan bahwa perkakas tersedia saat dibutuhkan dan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan, sistem persediaan, dan kontrol distribusi perkakas ke operator yang lebih baik serta prosedur sistem peminjaman perkakas yang lebih sederhana. Manfaat lain dari penerapan konsep Industry 4.0 dalam sistem pengelolaan perkakas juga berdampak pada pengurangan aktivitas non-value-added dan delay dalam proses peminjaman perkakas.