Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, PT Batam Online Supermarket
berusaha untuk berkembang dan meningkatkan daya saingnya. Untuk mencapai kinerja
finansial, produktivitas, dan kepuasan pemangku kepentingan yang tinggi, diperlukan
keselarasan antar komponen organisasi atau orientasi strategis yang efektif. Gejala-gejala yang
diamati pada PT Batam Online Supermarket, seperti komunikasi yang minim, perbedaan cara
kerja, ketidakdisiplinan, egoisme, dan konflik antar individu mencerminkan ketidakefektifan
komponen dalam mendukung karyawan untuk menyampaikan layanan secara efektif. Untuk
menciptakan orientasi strategis yang efektif, analisis pada tingkat organisasi diperlukan untuk
terlebih dahulu menilai kondisi eksisting organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan
untuk mendiagnosis efektivitas komponen organisasi, menentukan komponen yang menjadi
prioritas perbaikan, dan merancang intervensi pengembangan organisasi bagi PT Batam Online
Supermarket. Sebagai tambahan, faktor demografi seperti keragaman generasi memberikan
tantangan tersendiri dalam mewujudkan lingkungan kerja yang efektif, sehingga perspektif
multi generasi juga menjadi perhatian dalam penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi campuran convergent parallel. Model
Weisbord’s Six Box dipilih sebagai model diagnosis organisasi. Pengumpulan data secara
kuantitatif dilakukan menggunakan Organizational Diagnosis Questionnaire Preziosi kepada
sampel penelitian sebanyak 16 orang. Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan
wawancara terstruktur kepada Direktur Utama dan masing-masing 1 karyawan yang mewakili
generasi X, Y, dan Z. Hasil diagnosis dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis konten,
kemudian hasilnya dibandingkan untuk menemukan kesenjangan antara sistem formal dan
informal.
Hasil diagnosis menunjukkan terdapat masalah kritis pada komponen struktur, kepemimpinan,
dan mekanisme pendukung. Ketiga komponen tersebut dijadikan prioritas perbaikan dalam
penelitian ini. Komponen lainnya seperti tujuan, penghargaan, hubungan, dan sikap terhadap
perubahan tidak menunjukkan masalah yang serius. Jenis intervensi teknostruktural diusulkan
kepada perusahaan dengan membuat dokumen deskripsi kerja dan SOP sebagai upaya
formalisasi dan standardisasi pekerjaan.