digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dui Buana Mustakima
PUBLIC Sandy Nugraha

Indekos merupakan satu dari sekian jenis properti yang dianggap solusi terkini untuk menjawab permintaan kebutuhan hunian sementara. Sementara itu, ragam karakteristik indekos menimbulkan preferensi bagi para calon pengguna untuk tinggal khususnya bagi para pekerja muda dan mahasiswa. Preferensi meliputi kesukaan, kecenderungan dan kemampuan. Di sisi lain, saat ini Indonesia sedang dihadapkan situasi new normal. Hunian di masa ini dituntut tidak hanya sekedar mampu mengakomodir kebutuhan akan tempat tinggal melainkan harus mampu menjawab kecenderungan yang terjadi akibat pandemi seperti bekerja, belajar, relaksasi, bermain, berbelanja, hiburan dan olahraga di hunian. Desain indekos berbasis preferensi dengan mempertimbangkan new normal akan memberikan dampak positif bagi kualitas lingkungan hunian pengguna. Rancangan indekos ini berlokasi di kota Bandung yang merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia. Perancangan berbasis studi literatur yang kemudian disesuaikan dengan studi empirik. Studi literatur hunian di masa new normal menghasilkan enam ide besar yang perlu diterapkan pada hunian yaitu being together redefined, future is shared, flexibility is key, planning for the continuum, nature is best madicine, generosity is required. Studi empirik dilakukan secara kualitatif dan kauntitatif. Secara kualitatif studi menggunakan analisis stated preference dengan pendekatan grounded theory. Didapatkan ada delapan aspek perancangan. Aspek-aspek tersebut adalah sarana prasarana utilitas (SPU), keamanan dan keselamatan, aksesibilitas, kesehatan, biaya, kualitas visual dan pelayanan. Aspek yang paling dominan adalah SPU, kenyamanan dan kesehatan. Secara kualitatif, studi empiri menggunakan metode revealed preference dengan pendekatan hedonic pricing analysis. Terdapat ruang-ruang prioritas yang perlu diperhatikan terutama dalam penerapan hasil stated preference. Ruang-ruang tersebut adalah unit, parkir mobil dan dapur pribadi. Studi-studi itu menjadi kriteria perancangan dan diterapkan pada delapan skala bangunan yakni, tapak, public realm, skin, entry, commons, systems, unit, dan element.