PT. SCM (nama perusahaan disamarkan) adalah perusahaan minyak dan sebagai operator di Blok
Rokan, memiliki perjanjian dengan Pemerintah Indonesia untuk dapat melakukan pemboran 161
sumur untuk mempertahankan produksi minyak Rokan hingga akhir periode PSC dan akan
melanjutkan pemboran setelah diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara pada Agustus 2021.
Rata-rata volume lumpur pemboran yang dibuat untuk setiap sumur di area HO diperkirakan
membutuhkan sekitar 1.200 bbl. Namun, Lumpur Bor yang sudah dibuat akan dibuang seluruhnya
setelah digunakan di lubang pembuangan dan menjadi limbah. Selama kegiatan pemboran, lubang
pembuangan beberapa kali mengalami kondisi lubang pembuangan yang hampir penuh yang
menyebabkan operasi pemboran terhenti. Hal ini menyebabkan biaya pembuatan lumpur bor tetap
mahal dan proses pengolahan limbah juga akan tetap tinggi. Padahal lumpur bor yang dibuang masih
bisa digunakan untuk sumur baru dengan sedikit penyesuaian komposisi material lumpur.
Setidaknya ada 9 faktor pendukung yang diidentifikasi dalam kerangka konseptual yang dapat
menyebabkan disposal pit penuh hingga menyebabkan operasi pengeboran berhenti sebagai berikut:
Kampanye pengeboran yang agresif, Program pengeboran mengharuskan untuk membuang lumpur
berat untuk membuat lumpur denagan berat yang lebih ringan untuk bagian berikutnya, Kapasitas
terbatas dari CMTF, Tidak cukupnya truk vacum yang mengantarkan pembuangan dari rig
pengeboran ke CMTF, Kondisi Cuaca, Volume semen yang berlebihan selama penyemenan casing,
Kejadian well control / aliran dari sumur, Kejadian kehilangan sirkulasi dan Dampak Lingkungan.
Menggunakan analisis Current Reality Tree (CRT) dan berdasarkan pengamatan selama operasi
pengeboran, dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat. Enam akar penyebab utama
diidentifikasi dimana tiga di antaranya (Lokasi berlumpur, Praktek pengeboran dalam formasi keras,
dan Rig pindah ke lokasi baru perlu mengosongkan tangki lumpur) dipilih untuk dievaluasi karena
merupakan kontributor utama masalah bisnis.
Program Pengeboran dalam kampanye pemboran Heavy Oil 2021 serupa untuk setiap sumur yang
memiliki tiga bagian lubang dan memiliki program lumpur dengan sifat yang sama. Alternatif
generatif dan pemilihan solusi dilakukan dalam Forum Group Discussion (FGD), total 8 alternatif
telah diidentifikasi dan analisis keputusan Kepner – Tregoe (KT) digunakan untuk mengevaluasi
alternatif terbaik yang aman, lebih murah dan memenuhi standar PT. SCM. Alternatif #2 pada root
cause #3, yaitu menggunakan tangki cadangan untuk menampung lumpur bekas dari sumur yang
sebelumnya untuk digunakan kembali di well pad/lokasi baru dipilih sebagai alternatif terbaik yang
memenuhi atribut Must (tidak ada issue mengenai Keselamatan dan Wellcontrol) dan berkontribusi
tertinggi pada pengurangan volume ke lubang pembuangan.Selain ada 200 barel lumpur yang dapat
digunakan kembali daripada menjadi limbah juga tidak memiliki biaya tambahan dan dapat
mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk diterapkan dilakukan di setiap sumur. Proyek ini
dilaksanakan di 11 sumur antara Februari dan April 2021. Semua sumur yang telah selesai dibor
dengan aman tanpa gangguan dan diserahkan tanpa pengalaman lubang pembuangan penuh.1900
barel volume penggunaan kembali lumpur yang digunakan di sumur baru dengan menggunakan
tangki cadangan. Pelaksanaan proyek ini memberikan manfaat bagi PT. SCM, terutama tim Operasi
D&C, memproses eksekusi dengan aman dan menghemat biaya lumpur pengeboran setidaknya
$40.186.