digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ISNA NUFUSSILMA TAMAS.pdf?
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Analisis dampak lingkungan sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitas reduksi penggunaan sumber daya alam serta mendegradasi pencemaran di sepanjang siklus hidup mesin pendingin. Analisis dampak lingkungan mesin pendingin di toko retail dan supermarket Kota Bandung pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan LCA. Dengan tujuan untuk mengetahui dampak lingkungan dan functional unit mesin pendingin sehingga dapat diidentifikasi dampaknya terhadap lingkungan untuk merancang skenario pengoperasian mesin pendingin di toko retail dan supermarket. Faktor karakterisasi yang digunakan adalah EDIP, ILCD, Recipe dan CML. Kategori dampak yang dilakukan pada penilaian potensi dampak hingga pembobotan adalah potensi pemanasan global (Global Warming Potential), potensi Asidifikasi (Acidification Potential), potensi toksisitas manusia (Human Toxicity Potential), potensi Eutrofikasi (Eutrophication Potential), dan POCP (Photochemical Oxidant Potential). Dampak lingkungan dari fase produksi berasal dari material dan transportasi, fase penggunaan berasal dari konsumsi listrik dan penggunaan refrigeran serta fase akhir hidup mesin pendingin yaitu daur ulang material. Functional unit yang digunakan dalam penelitian ini yaitu per liter mesin pendingin dengan faktor penyesuaian yaitu A (x 2,21), B (x 1,36), C (x 1,60), D (x 0,71), E (x 0,59), F (x 0,49), G (x 0,12) dan F (x 0,93) sesuai dengan volume mesin pendingin aktual. Berdasarkan analisis, GWP merupakan potensi dampak yang paling signifikan dengan persen dampak sebesar 90%, AP 8%, dan 2% potensi lainnya. Penggunaan listrik menjadi kontributor terbesar yaitu sekitar 57% dari total siklus hidup mesin pendingin. Nilai potensi pemanasan global tertinggi pada sektor komersial supermarket yaitu sebesar 2,26 tCO2e/L. Skenario perbaikan untuk mengurangi emisi yang terbaik yaitu skenario 1 yaitu skenario penurunan emisi optimum dengan usaha maintenance mesin pendingin nilai emisi yang dapat diturunkan yaitu mencapai 79% pada tipe mesin pendingin D dan E dengan nilai emisi setelah dilakukan reduksi masing-masing yaitu 0,238 tCO2e/L dan 0,057 tCO2e/L.