digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Reaktor nuklir memiliki sistem air pendingin yang berfungsi untuk menurunkan temperatur di dalam reaktor nuklir. Bahan bakar nuklir yang akan digunakan dalam reaktor dilapisi kelongsong yang harus memiliki sifat ketahanan korosi yang tinggi. Hal ini dikarenakan sistem air pendingin dalam reaktor nuklir dapat mengakibatkan korosi sehingga menyebabkan degradasi material kelongsong yang memungkinkan terjadi kebocoran. Kebocoran pada bahan bakar memungkinkan terjadinya lepasan bahan fisil, fertil dan hasil fisi yang menjadi kontaminan pada media pendingin yang dapat memancarkan radiasi. Tentunya bila ada kerusakan pada sistem media pendingin maka material kontaminasi ini dapat terekspos. High entropy alloy (HEA) adalah paduan logam yang terdiri dari lima atau lebih unsur yang memiliki persen atom yang sama atau hampir sama serta entropi pencampuran yang lebih tinggi dibanding dengan paduan konvensional, sehingga memiliki sifat khusus seperti kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi, serta ketahanan korosi yang sangat baik. Pada penelitian ini sampel HEA AlCrFeNiSi dibuat dengan teknik metalurgi serbuk dengan proses sintering pada temperatur 1000oC. Sampel dibuat dengan variasi mol Al (Al1, Al1,2, Al1,4), lalu dilakukan pengukuran densitas, analisis Rietveld pola difraksi sinar-X, pengamatan struktur mikro, uji kekerasan dan uji korosi dalam larutan NaCl 3,5% berat. Analisis pola difraksi sinar-X dan uji korosi dibandingkan dengan sampel AlCrFeNiMo dan AlCrFeNiZr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi sampel HEA dipengaruhi oleh komposisinya. Laju korosi terendah diperoleh pada sampel Al1,2CrFeNiSi yaitu 0,039 mm/tahun dan laju korosi tertinggi diperoleh pada sampel AlCrFeNiSi sebesar 0,184 mm/tahun. Namun jika dibandingkan dengan sampel HEA yang menggunakan unsur Mo dan Zr, sampel dengan unsur Si memiliki ketahanan korosi lebih baik. Hal ini karena dalam larutan NaCl 3,5% berat unsur Zr dan Mo lebih mudah larut.