Critical-sized bone defect merupakan kerusakan jaringan tulang dengan kapasitas regenerasi yang
terganggu, sehingga menyebabkan penurunan densitas tulang yang dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-hari. Scaffold merupakan salah satu komponen dalam rekayasa jaringan tulang yang
tersusun atas biomaterial dan berperan memfasiliatasi regenerasi tulang Salah satu biomaterial
alam yang berpotensi dimanfaatkan sebagai scaffold berasal dari spons (Porifera), yaitu Biosilika
dan spongin. Oleh sebab itu, dilakukan studi literatur yang bertujuan untuk (1) Mengkaji peran
biosilika dan spongin dari spons untuk rekayasa jaringan tulang; serta (2) Membandingkan
biomaterials spons dengan hydroxyapatite (HA) untuk rekayasa jaringan tulang. Studi dilakukan
melalui penelusuran jurnal bereputasi Q1 hingga Q3 melalui Google Scholar, Mendeley Dekstop,
dan Scimagojr.com. Literatur diseleksi berdasarkan kata kunci dan Batasan tertentu, sehingga
digunakan total 95 literatur. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa kedua biomaterial spons ini
bersifat biokompatibel, dapat menunjang aktivitas osteogenik, dan memiliki laju degradasi yang
lebih cepat dibandingkan dengan material sintetik. Secara spesifik, biosilika spons bersifat
osteokonduktif dan osteoinduktif dapat meningkatkan ekspresi gen diferensiasi osteogenik, serta
mampu menginduksi mineralisasi tulang melalui pembentukan kristal hydroxyapatite. Sementara
itu, peran spongin bersifat osteokonduktif yang secara struktural homolog dengan protein kolagen
dengan fungsi yang masih bias, akan tetapi diduga memiliki peran dalam pensinyalan selama
proses regenerasi tulang. Adapun material sintetik HA umum digunakan dalam rekayasa jaringan
tulang karena bersifat osteokonduktif dan osteoinduktif yang terbukti meningkatkan ekspresi
marker diferensiasi osteogenik. Hasil perbandingan antara biomaterial spons dengan HA
menunjukkan bahwa laju degradasi material disertai pembentukan tulang yang lebih tinggi pada
biomaterial spons, akan tetapi HA memiliki sifat yang lebih superior dalam hal bioaktivitas dalam
menginduksi regenerasi tulang. Selain itu, setiap biomaterial ini memiliki karakteristik dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga fabrikasi scaffold dibuat dalam bentuk
komposit dengan memperhatikan parameter khusus rekayasa jaringan tulang. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Kedua biomaterial spons berperan dalam memfasilitasi
regenerasi jaringan tulang, yaitu biosilika dapat menginduksi diferensiasi osteogenik dan spongin
diduga memfasilitasi pensinyalan dalam regenerasi tulang; (2) Biomaterial spons memiliki
biodegradability yang lebih tinggi dan induksi regenerasi tulang yang lebih rendah dibandingkan
dengan HA.