RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
RAISHA SHALSA NABILLA
EMBARGO  2028-11-17 
EMBARGO  2028-11-17 
Biomaterial merupakan suatu material yang dapat berinteraksi dengan sistem biologis dan
digunakan dalam berbagai aplikasi medis, seperti material implan dan sistem penghantaran
obat. Dalam tubuh, interaksi biomaterial dengan plasma darah dapat memicu respons imun
yang tidak diinginkan, seperti inflamasi akut atau koagulasi darah. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menentukan profil interaksi biomaterial berbasis biosilika
dari diatom Navicula salinicola NLA (NSN) dengan plasma darah manusia di bawah
pengaruh gelombang ultrasound untuk mengontrol interaksi tersebut. Kultivasi diatom N.
salinicola menghasilkan biomassa sebanyak 730,164 g dengan produktivitas biomassa
sebesar 496,71 mg.L-1.hari-1. Ekstraksi biosilika Navicula salinicola NLA berhasil
dilakukan dari biomassa basah dan diperoleh padatan biosilika sebanyak 11,88 g dengan
produktivitas sebesar 0,975 mg.g-1. Biosilika tanpa modifikasi selanjutnya dibandingkan
dengan biosilika yang dimodifikasi dengan senyawa 3-aminopropiltrietoksisilan (APTES).
Modifikasi biosilika dengan APTES telah dipelajari dalam penelitian terdahulu untuk
meningkatkan kapasitas penyerapan obat. Karakterisasi biosilika dan biosilika-APTES
dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk analisis morfologi,
Fourier-Transform Infrared (FTIR) untuk analisis gugus fungsi, dan Thermogravimetric
Analysis (TGA) untuk analisis kestabilan termal. Baik biosilika maupun biosilika-APTES
menunjukkan fenomena adsorpsi protein saat dicampurkan dengan plasma darah bebas
lipid. Biosilika APTES menghasilkan laju adsorpsi protein yang lebih tinggi (kads =
0,062±0,008 min-1) dibandingkan dengan biosilika tanpa modifikasi (kads = 0,047±0,005
min-1). Namun, persentase protein plasma teradsorpsi cenderung sama untuk kedua
biosilika, yaitu 53,3±2,26% pada biosilika-APTES dan 48,6±2,22% pada biosilika.
Selanjutnya, perlakuan dengan gelombang ultrasound mampu memicu proses desorpsi
protein yang lebih efisien dengan persentase protein terdesorpsi yang lebih tinggi, yaitu
sebesar 74,2±0,04% untuk biosilika dan 38,3±0,01% untuk biosilika-APTES. Sementara
itu, proses desorpsi tanpa bantuan gelombang ultrasound mencapai persentase protein
terdesorpsi yang lebih rendah, yaitu sebesar 45,1±1,00% untuk biosilika dan 20,6±0,50%
untuk biosilika-APTES. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang ultrasonik dapat
melemahkan interaksi antara protein plasma darah dan permukaan biosilika, baik yang
dimodifikasi maupun yang tidak dimodifikasi dengan gugus amina.
Perpustakaan Digital ITB