digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Riyan Dwi Julianto
PUBLIC Alice Diniarti

Kopi robusta (Coffea canephora) merupakan komoditas perkebunan penting bagi Indonesia yang banyak dibudidayakan salah satunya di Kuningan karena memiliki nilai ekonomi, sosial dan ekologi yang tinggi. Peningkatan permintaan kopi robusta tidak sebanding dengan produktivitasnya. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi kopi robusta adalah penurunan kualitas tanah. Arthropoda tanah memiliki peran penting dalam menunjang kesuburan tanah dan dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk mendeteksi kualitas tanah karena sifatnya yang sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Perbedaan intensitas naungan relatif di suatu area diduga mempengaruhi keanekaragaman dan komposisi “guild” arthropoda tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keanekaragaman komunitas arthropoda tanah pada area ternaungi dan tidak ternaungi tanaman kopi robusta (Coffea canephora) di perkebunan kopi Kuningan, Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali dari bulan Agustus hingga November 2021. Kondisi klimatik udara diukur dengan “data logger” dan data jumlah curah hujan didapatkan dari situs BMKG Stasiun Kertajati serta data edafik tanah yang diukur menggunakan “soil tester” dan “core sampler”. Pemeriksaan kadar nutrien tanah dilakukan di laboratorium BALITSA. Pencuplikan sampel arthropoda tanah dilakukan dengan memasang masing-masing 2 set “pitfall trap” (perangkat jebak) yang terdiri dari 10 jebakan pada area ternaungi dan area tidak ternaungi selama 3x24 jam. Identifikasi sampel arthropoda tanah dilakukan berdasarkan morfospesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap parameter intensitas cahaya, kelembaban tanah, kandungan air dan kandungan organik tanah di kedua area. Berdasarkan data jumlah curah hujan, bulan Agustus dan Oktober termasuk bulan kering, September merupakan bulan lembab dan November adalah bulan basah. Analisa kadar nutrien menunjukkan bahwa tanah di lahan perkebunan kopi Kuningan memiliki status kesuburan tanah yang tinggi. Hasil dari ”pitfall trap” ditemukan masing-masing 13 ordo arthropoda tanah pada kedua area, dengan total 2112 individu dari 32 famili untuk area ternaungi dan 5398 individu dari 25 famili untuk area tidak ternaungi. Arthropoda tanah dengan kelimpahan relatif tertinggi yaitu Formicidae, Entomobryidae dan Culicidae. Komposisi ”guild” arthropoda tanah pada area ternaungi lebih kompleks daripada area tidak ternaungi. Komunitas arthropoda tanah di kedua area relatif sama (Is = 66,67%). Indeks keanekaragaman (H’) di area ternaungi sebesar 1,679 (D = 0,311; E = 0,484) dan cenderung lebih tinggi dibandingkan area tidak ternaungi yang hanya memperoleh indeks keanekaragaman (H’) sebesar 0,784 (D = 0,593; E = 0,244). Perbedaan nilai ini dapat disebabkan karena adanya faktor naungan tanaman kopi pada area ternaungi yang menghasilkan kesesuaian kondisi lingkungan dan menyediakan lebih banyak serasah sebagai bahan organik sehingga mendukung kehidupan beragam jenis arthropoda tanah. Pada penelitian ini, terbukti bahwa faktor naungan mempengaruhi keanekaragaman arthropoda tanah di lahan perkebunan kopi robusta (Coffea canephora), Kuningan – Jawa Barat.