Kopi merupakan komoditas perkebunan dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Terdapat dua spesies tanaman kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu kopi robusta
(Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica). Arthropoda tanah memiliki peran
penting dalam menjaga menjaga kualitas dan kesehatan tanah serta menyediakan jasa
ekosistem. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keanekaragaman komunitas arthropoda
tanah di kebun kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica), Gunung
Susuru, Jawa Barat. Pengambilan sampel penelitian dilakukan sebanyak 4 kali pada bulan
Agustus – November 2021. Data klimatik udara didapatkan melalui pengukuran menggunakan
data logger (suhu, kelembaban dan intensitas cahaya) dan frekuensi serta curah hujan
didapatkan dari BMKG Stasiun Geofisika Bandung. Data edafik tanah yang diukur adalah
kelembaban tanah, pH tanah, bulk density, kandungan organik dan anorganik tanah. Analisis
kimia tanah dilakukan di laboratorium. Pencuplikan arthropoda tanah dilakukan dengan
pemasangan 2 set pitfall trap pada masing-masing kebun kopi robusta (Coffea canephora) dan
kopi arabika (Coffea arabica). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak
terdapat perbedaan signifikan pada suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban tanah, pH tanah,
bulk density, kandungan organik dan anorganik tanah pada kedua kebun. Berdasarkan data
frekuensi dan curah hujan, bulan Agustus dan September dikategorikan sebagai bulan kering
sedangkan bulan Oktober dan November sebagai bulan basah. Pada kebun kopi robusta
ditemukan 13 ordo yang terdiri atas 70 morfospesies dan 1001 individu sedangkan di kebun
kopi arabika ditemukan 11 ordo yang terdiri atas 55 morfospesies dan 1033 individu. Indeks
keanekaragaman (H’) di kebun kopi robusta sebesar 2,747 (D=0,159; E=0,646) dan lebih tinggi
dibandingkan di kebun kopi arabika yaitu 2,056 (D=0,328; E=0,513). Arthropoda tanah yang
ditemukan di kebun kopi robusta lebih beragam dibandingkan kopi arabika. Perbedaan nilai
keanekaragaman, kelimpahan dan kekayaan spesies dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
kopi yang ditanam, manajemen lahan serta curah hujan.