digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Patricia Anita Rosiana
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Patricia Anita Rosiana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - PATRICIA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu komoditas unggulan sektor agrikultur Indonesia adalah kopi. Untuk menjaga keberlangsungan produksi kopi, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas tanah dan salah satu aspeknya adalah aspek biologi. Aspek biologi yang dapat dilihat pada tanah adalah keanekaragaman arthropoda. Kehadiran arthropoda tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah naungan vegetasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman arthropoda tanah pada dua area dengan naungan berbeda di lahan kebun kopi arabika (Coffea arabica). Penelitian dilakukan di Palintang - Jawa Barat pada dua area dengan naungan berbeda, yakni area yang dinaungi Citrus limon, Coffea arabica, dan Ageratum conyzoides (A) dan area yang dinaungi Eucalyptus sp., Coffea arabica, dan Ageratum conyzoides (B). Pencuplikan tanah dilakukan dengan core sampler dan arthropoda tanah diekstraksi menggunakan Berlese-Tullgren funnel selama 48 jam, kemudian diidentifikasi sampai tingkat morfospesies. Kondisi lingkungan (suhu udara, intensitas cahaya dan kelembapan udara) diukur menggunakan data logger, pH dan kelembapan tanah diukur menggunakan soil tester, dan suhu tanah menggunakan termometer weksler. Pengambilan data dilakukan selama 6 periode dimulai dari 17 April sampai 25 September 2021. Data curah hujan diambil dari situs JAXA. Analisis nutrien tanah dilakukan di BALITSA. Hasil analisis data klimatik dan edafik menunjukkan bahwa hanya parameter suhu tanah yang berbeda signifikan antara area A dengan area B. Berdasarkan data curah hujan, periode 2 dan 3 termasuk ke dalam bulan basah, dan periode lainnya merupakan bulan kering. Melalui hasil analisis kandungan nutrien, diperoleh kandungan karbon organik, nitrogen, dan fosfor berbeda signifikan pada kedua area. Selama penelitian pada area A ditemukan 438 individu (18 ordo, 71 spesies) dan pada area B ditemukan 454 individu (19 ordo, 66 spesies). Kelimpahan relatif tertinggi di area A adalah Nothridae, Digamasellidae, dan Tullbergiidae dan di area B Nothridae, Digamasellidae, dan Scheloribatidae. Kelimpahan tertinggi di kedua area berdasarkan hasil analisis guild adalah arthropoda tanah yang berperan sebagai detritivor. Berdasarkan hasil analisis komunitas (Sorensen), komunitas arthropoda tanah pada kedua area memiliki kesamaan (Is = 60%). Berdasarkan Shannon-Wiener, keragaman di komunitas A (H’ = 3,34) lebih tinggi dari komunitas B (H’ = 3.0). Hal ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan kandungan karbon organik dan nitrogen.